Sebagai seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta. Rutinitas setiap hari adalah ke kampus menyimak penjelasan dari dosen dan berjibaku dengan tugas. Jadwal kuliah yang saya ambil kebanyakan adalah pagi dan selesai siang hari. Meskipun kuliah selesai sampai siang. Hampir setiap hari saya tetap bertahan di kampus sampai sore bahkan sampai malam. Laptop selalu menemani untuk berburu wifi gratis di kampus. Tidak untuk belajar atau mengerjakan tugas dari dosen. Melainkan untuk download film terbaru dan kadang livestreming pertandingan bulutangkis.
Maklum saja saya termasuk maniak film dan bulu tangkis. Koneksi wifi kampus masih dalam rentang kecepatan 200 Kbps sampai yang tercepat 1 mbps. Kecepatan demikian itu sangat menyiksa. Terlebih ketika menonton bulutangkis. Kadang saya livestreaming melihat skor genting masih 19-19. Namun di tengah jalan ketika pertandingan berjalan semakin ketat koneksi tiba-tiba macet. Ketika koneksi tersambung lagi ternyata pertandingan sudah selesai. Gubrak deh., tapi karena internet gratisan tentu hal ini sangat wajar. Sedangkan ntuk download film biasanya saya unduh file dengan ukuran sekitar 700 Mb sampai 1 Gb. Film dengan ukuran file sebesar itu saya selesaikan dalam waktu sekitar 6 jam. Tak jarang ketika dosen menjelaskan materi di depan. Laptop tetap saya biarkan dalam posisi standby mendownload film. Dengan koneksi yang cukup lamban itu. Dari mulai pagi sampai petang biasanya saya duduk diam di depan layar laptop menunggu Internet Download Manager menuntaskan proses download.
Kebiasaan berburu wifi ini tidak saya lakukan sendiri. Beberapa teman saya juga sering bertahan di kampus untuk menikmati akses hotspot gratis. Bedanya mereka lebih bijak menggunakan untuk belajar atau jualan online. Sedangkan saya hanya untuk download video youtube atau livestreming. Perlahan kebosanan dengan keseharian berburu wifi mulai menghampiri. Saya menyadari bahwa kebiasaan ini memang kurang baik dan terkesan hanya buang-buang waktu. Hal ini karena banyak teman yang sudah mempunyai penghasilan dari internet mulai dari jual beli online, menjadi youtubers sampai dengan menjadi seorang blogger. Sementara saya hanya berkutat pada serial film anime dan superhero.
Sebenarnya saya sempat mengikuti sebuah organisasi pers mahasiswa. Organisasi ini saya pilih sebagai media menyalurkan hobi menulis yang saya lakukan sedari SMP. Seiring berjalannya waktu saya merasakan kurang ada perkembangan dari kemampuan menulis saya. Karena Di organisasi pers mahasiswa lebih terfokus pada lingkup internal kampus. Butuh sebuah komunitas atau tempat menyalurkan bakat menulis ini namun dalam ruang lingkup yang lebih luas.
Blogger,. Yapps blogger adalah tempat saya untuk menyalurkan hobi menulis sekaligus memanfaatkan wifi kampus untuk post artikel. Sebenarnya saya sudah mempunyai blog sejak tahun 2011. Namun jarang di update konten-konten artikel. Sedikit demi sedikit saya belajar dari Angga seorang teman satu kelas yang sering pulang pergi meet up blogger. Dia juga beberapa kali seiring memenangkan kontes artikel di beberapa lomba blogging.
Langkah awal yang saya lakukan adalah masuk beberapa komunitas untuk bisa sharing atau gathering blogger. Dari situ saya mulai mengikuti lomba nulis dan beberapa kopdar blogger. Setiap kali pulang kopdar saya masih memanfaatkan wifi kampus untuk post artikel, upload foto dan video. Selama kurang lebih 1 tahun saya masih sangat setia dengan wifi kampus dan bercengkrama dengan koneksi internet yang lamban. Kadang untuk upload video blogging ke youtube. Saya harus menunggu sampai dengan 3 jam dengan ukuran video dalam kisaran 400 Mb. Tentu hal ini sangat menyiksa dan menghambat aktivitas blogging saya.
Aktivitas blogging memang sangat tergantung pada koneksi internet. Ibarat kata blogger dan koneksi internet sama seperti mobil dan sopir yaitu dua elemen yang saling mendukung dan tidak bisa di pisahkan. Internet digunakan oleh blogger untuk post artikel, update media sosial atau pun sekedar browsing mencari literatur pendukung untuk tulisan yang sedang dibuat. Terlebih sekarang mulai muncul istilah BloggerPreneur. Artinya aktivitas blogging tidak hanya untuk menyalurkan hobi atau iseng-isengan tetapi sudah menjelma menjadi sebuah bisnis atau profesi yang bisa menghasilkan pundi-pundi uang. Saya pun sudah merasakan hal itu. Meskipun tidak menghasilkan uang banyak dari blogging. Setidaknya saya sekarang tidak lagi meminta uang orang tua. Dari aktivitas blogging ini saya mulai mempunyai penghasilan sendiri tanpa harus berpangku tangan kepada orang lain.
Kesibukan blogging dan upload artikel, video serta foto sudah tidak bisa hanya mengandalkan wifi kampus. Saya kadang membeli paket internet untuk memenuhi kebutuhan blogging. Itupun masih tidak cukup. Koneksi internet kadang kurang stabil bahkan tak jarang jaringan tiba-tiba hilang. Akhirnya tanggal 21 Februari 2016 ada sebuah meet up bogger dengan Tajuk “Buka Potensi Bisnis dengan internet cepat maksimal 1Gbps”. Ehh Busyet serius itu up to 1 Gbps? Saya masih sangat meragukan kecepatan yang tertera di sebuah undangan kompasianer itu. Dengan rasa penasaran yang kian membuncah. Saya akhirnya berangkat menuju Cheese Cake Factory, Cikini Jakarta Pusat untuk membuktikan kecepatan 1 Gbps itu.
Nah oxygen adalah jaringan yang sudah menggunakan fiber optic end to end langsung dari singapore ke rumah pelanggan. tidak heran jika kecepatan internetnya super duper cepat sampai 1 Gbps. Dengan internet akses oxygen saya bisa streaming bulu tangkis tanpa takut buffering atau macet. Begitu juga untuk mewujudkan mimpi saya sebagai bloggerpreneur. Dengan dukungan oxygen.id yang memiliki kecepatan 1 Gbps. Maka mimpi menjadi bloggerpreneur lebih cepat terwujud. Angin segar juga akan menghinggapi seluruh pebisnis di Indonesia yang sekarang sudah tidak mungkin beroperasi tanpa ada koneksi internet.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H