Mohon tunggu...
anjar setyoko
anjar setyoko Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Menulis adalah caraku untuk mengeluarkan isi kepala yang susah untuk aku keluarkan kepada orang sekitar melalui lisan

Do the best

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Sensasi Kaca Film Adopsi Teknologi Pesawat Anti Radar

2 Juni 2016   14:53 Diperbarui: 3 Juni 2016   08:21 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pak billi ketika sesi tanya jawab dengan kompasianer (dokpri)

Sekitar bulan februari 2016. Saya sangat bangga ketika mendengar Indonesia berencana membeli sebuah pesawat Sukhoi SU 35. Pesawat ini memiliki teknologi mutakhir termasuk tidak bisa deteksi oleh radar. Meskipun pesawat anti radar sudah mulai muncul sejak perang dunia II pada eranya Adolf Hitler. Namun sampai sekarang saya masih tidak bisa membayangkan. Bagaimana bisa, radar berkekuatan gelombang inframerah tidak mampu mendeteksi keberadaan pesawat siluman itu??

Dalam pelajaran fisika yang sempat saya pelajari ketika SMA radar (Radio Detecting and ranging) terdiri dari gelombang elektromagnet yang biasa digunakan untuk maping termasuk juga mendeteksi keberadaan pesawat. Anehnya untuk pesawat tempur siluman. Radar tidak bisa melakukan pencarian. Setelah mencari tahu dengan membaca buku dan referensi dari internet ternyata pesawat siluman tidak menyerap gelombang radar yang datang seperti hal pesawat penumpang. Akan tetapi menolak gelombang dan mencegah gelombang itu kembali ke kontrol unit radar. Hasilnya pendeteksi radar tidak mampu untuk mengetahui bahwa ada pesawat yang sedang menyelinap. Deteksi radar hanya melaporkan ada partikel kecil yang datang layaknya burung terbang.

Selain untuk pesawat tempur dalam rangka mempertahankan kedaulatan negara. Ternyata penolakan gelombang radar seperti halnya pesawat siluman juga diterapkan untuk kaca film. Semua itu diadopsi dengan sempurna oleh produsen kaca film V-Kool. Hal ini saya ketahui ketika mengikuti acara kunjungan kompasiana ke flagship outlet V-Kool di Jalan trembesi Kemayoran, Jakarta Pusat. Kaca Film V-Kool tidak mengikuti fungsi anti radar pesawat. Tetapi mengadopsi proses penolakannya terhadap gelombang sinar matahari yang datang ke bumi. Jika ditelaah elemen cahaya matahari yang datang ke bumi bukan saja sinar terang di saat siang yang biasa kita lihat. Melainkan ada inframerah, Ultraviolet dan cahaya tampak. Tiga elemen cahaya matahari ini tidak sepenuhnya bermanfaat bagi manusia.

Inframerah merupakan elemen terbesar cahaya matahari. Setiap cahaya yang datang terdiri dari 53% inframerah. Oleh karena itu inframerah bersifat panas bila menerpa kulit manusia. Elemen kedua adalah sinar ultraviolet sebesar 3%. Meskipun dalam porsi kecil namun spektrum cahaya ini cukup berbahaya untuk kulit tubuh kita. Penyakit yang bisa ditimbulkan oleh sinar ultraviolet adalah kerutan, kanker kulit penuaan dini, sampai yang terparah katarak dan kerusakan kornea mata. Terakhir adalah Spektrum cahaya tampak sebesar 44%. Cahaya ini yang paling bermanfaat karena sebagai penerangan ketika berkendara yang memungkinkan kita melihat warna dan bentuk.

Lantas bagaimana teknologi kaca film yang baik untuk menghalang sebagian cahaya yang cukup berbahaya itu??? Persepsi salah yang sering kali kita dengar adalah “kaca film yang baik merupakan kaca film yang gelap”. Hal ini tentu kurang masuk akal jika di analisis lebih dalam. Jika kaca film gelap lebih bagus maka di saat malam hari tentu penerangan yang minim dan gelapnya kaca bisa berbuntut pada kecelakaan. Pak billy dari pihak V-Kool mengungkapkan “kaca film yang baik adalah kaca film yang menolak inframerah dan ultraviolet semaksimal mungkin namun tetap mempertahankan visible light (cahaya tampak).”

Pak billi ketika sesi tanya jawab dengan kompasianer (dokpri)
Pak billi ketika sesi tanya jawab dengan kompasianer (dokpri)
Kaca film V-Kool bersifat pintar mampu mendeteksi spektrum cahaya matahari yang terpancar ke kaca mobil untuk kemudian dipilah sesuai manfaat dengan sistem kerja pesawat siluman menolak gelombang radar. Jika yang datang adalah sinar ultraviolet dan inframerah maka akan dihalang sampai 0%. Jika yang datang adalah visible light maka di teruskan sesuai porsinya. Dengan performa kaca film V-kool seperti demikian. Dampak negatif yang ditimbulkan radiasi matahari terutama ultraviolet dan infrared bisa dihalang.  

Hari minggu 29 mei 2016 saya juga diajak berkeliling flagship Outlet kemayoran untuk menguji kinerja kaca film V-Kool bersama dengan 30 kompasianer lain. Bapak sondy selaku staff di flagship outlet V-Kool menjelaskan satu per satu pengujian kaca film V-kool. Pertama saya diajak untuk menguji penolakan panas dengan alat rotating heat demo. Di alat ini terdapat 4 buah kaca film masing-masing yaitu kaca polos, kaca film non V-Kool, kaca film V-kool VIP dan V-Kool 70. Lampu dengan cahaya tinggi dipancarkan ke masing-masing jenis kaca. Satu per satu di putar untuk melihat perbedaan V-kool dengan kaca polos dan kaca film merk lain.  Para kompasianer dapat dengan mudah membedakan panas yang ditimbulkan ketika lampu mulai menyorot ke kaca. Dengan kaca Film V-kool cahaya tetap terpancar namun panas yang ditimbulkan sangat minim.

Pengujian Kaca Film Dengan Rotating Heat Demo (dokpri)
Pengujian Kaca Film Dengan Rotating Heat Demo (dokpri)
Pengujian kaca film dengan multimeter khusus (dokpri)
Pengujian kaca film dengan multimeter khusus (dokpri)
Setelah dari rotating heat demo. Kita beranjak untuk tes V-kool dengan melihat pengujian secara kuantitas angka di sebuah multimeter khusus pengujian kaca film. Alat ini sebagai parameter yang mampu mendeteksi presentase sinar ultraviolet dan infrared yang dipantulkan dan cahaya tampak yang bisa menembus kaca film. Beberapa pengujian ini merupakan pengalaman berharga bagi saya. Selain bisa melihat kinerja kaca Film V-Kool tentu pengetesan ini sebagai bentuk edukasi dan pengetahuan yang belum saya terima sebelumnya.

angka ultraviolet, infrared dan cahaya tampak yang ditunjukkan multimeter khusus pengukur kaca film (dokpri)
angka ultraviolet, infrared dan cahaya tampak yang ditunjukkan multimeter khusus pengukur kaca film (dokpri)
Usai melakukan pengecekan melalui sebuah alat peraga. Akhirnya kita diajak untuk test drive melihat secara langsung kesanggupan kaca Film V-Koolmenghantarkan cahaya di sebuah kaca mobil yang sudah disiapkan. Mula-mula kaca mobil yang menggunakan V-Kool diukur dengan alat i-meassure. Alat ini mampu mendeteksi besar presentase sinar ultraviolet, infrared yang dan cahaya tampak yang bisa dihantarkan oleh kaca film. Pengujian dilakukan pada kaca film V-kool X05 Black 80%. Hasil yang diperoleh dari skala yang ditunjukkan oleh i-measuarecahaya yang tembus meliputi kegelapan yang masuk ke kabin 84% artinya pencahayaan untuk berkendara masih terang dan aman untuk mengemudikan mobil. Infrared berhasil diredam 95% dan menyisakan 5% yang masuk ke dalam kabin , dan yang paling menakjubkan sinar Ultraviolet berhasil direda sepenuhnya dan 0% yang masuk ke kabin mobil sehingga sangat aman untuk kesehatan. Berlanjut ke pengujian kaca film merk lain. terlihat pada i-measure adalah 25 % cahaya tampak, inframerah 21% dan cahaya yang cukup berbahaya ultraviolet masih bisa masuk ke kabin sebesar 1%. Hal ini menunjukkan perbedaan yang sangat mencolok.

perbandingan antara kaca film V-kool dan non V-kool diukur dengan i measure
perbandingan antara kaca film V-kool dan non V-kool diukur dengan i measure
Terakhir 7 kompasianer berkesempatan untuk test drive duduk dalam mobil yang menggunakan kaca film V- kool dan non V-kool. Kebetulan saya berkesempatan memasuki mobil.  Cahaya berkekuatan tinggi dengan lampu 1000 watt dipancarkan mengarah ke kaca mobil dengan penumpang di dalamnya. Hasilnya saya merasakan betapa perbedaan panas yang minim di kaca film V-kool dibanding dengan kaca film non V-Kool ketika lampu mulai disorotkan.

Pengujian dengan lampu 1000 watt pada kaca film V-kool (dokpri)
Pengujian dengan lampu 1000 watt pada kaca film V-kool (dokpri)
Performa dan kualitas tinggi kaca film V-kool tidak lepas dari teknologi pada proses pembuatannya. Kaca film V-Kool dibuat pertama kali di sebuah industri pertahanan Amerika Serikat termasuk pembuatan pesawat anti radar Stealth bomber. Sampai sekarang pembuatan kaca film V-kool menggunakan mesin vacuum sputtering yang hanya ada di Amerika dan Jerman. Dengan teknologi proses pembuatan semacam itu. Meskipun kaca film V-kool digosok ketika mencuci mobil maka penolak panas tidak akan hilang termakan waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun