Pada era Masyarakat modern sekarang. Persaingan dalam mencari lapangan pekerjaan sudah sangat ketat. Pendidikan dan gelar sarjana menjadi modal utama untuk bersaing mendapatkan  pekerjaan yang layak. Di Indonesia gelar sarjana dari bangku perkuliahan sampai saat ini masih sangat di pertimbangkan perusahaan. Namun fakta yang ada dari 111 juta pekerja di Indonesia hanya 8 juta atau 7% yang bergelar sarjana.Â
Masih terngiang di kepala saya ketika lulus SMA empat tahun silam. Hasrat ingin sekali kuliah dan mengupgrade pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Sayangnya orang tua tidak mempunyai cukup biaya untuk kuliah. Menghadapi masalah semacam ini. Saya hanya mendapatkan dua pilihan. Kuliah dengan segala keterbatasan atau kerja mencari uang untuk membantu perekonomian keluarga. Beruntung bagi saya mendapatkan kombinasi antara keduanya. Saya menjalani kuliah online di salah satu perguruan tinggi sehingga bisa kuliah sambil kerja mencari tambahan uang.
Ternyata saya tidak sendirian menghadapi sebuah problematika keterbatasan dana. Menurut survey 2.000.000 orang berkeinginan untuk melanjutkan kuliah namun menghadapi kendala pendanaan. Sehari-hari menjalani kuliah online. Saya mendapatkan banyak manfaat. Kuliah berbasis E-learning sangat memudahkan saya karena sudah menggunakan konsep yang memanfaatkan teknologi informasi terkini. Dulu di SMA saya belajar harus bertatap muka kini sudah menggunakan teknologi sebagai perantara proses perkuliahan. Kuliah online berhasil memutus tiga batas waktu, jarak dan usia para mahasiswa.
- Tanpa Batas Waktu
Untuk kuliah konvensional aktivitas rutin yang biasa dilakukan adalah datang ke kampus sesuai dengan jadwal kuliah yang telah diambil. Jika jadwal kuliah pagi maka kita harus berangkat lebih awal ketika waktu fajar baru muncul. Kendala macet dan dosen yang kadang kala tidak jadi mengajar karena berhalangan datang membuat kita kecewa dan frustasi. Semuanya tidak berlaku ketika kuliah online saya jalani. Disini kita bisa belajar dengan waktu yang fleksibel. Dalam satu hari saya bisa belajar setiap saat kapan saja tidak terpaku pada jam kuliah.
Efisiensi waktu juga bisa dilihat dari materi yang kita pelajari. Jika  kuliah konvensional dosen menjelaskan mata kuliah dalam kelas untuk minimal 15 mahasiswanya. Maka kuliah online kita dituntut mandiri mempelajari materi. Penyampaian materi oleh dosen di kelas tentu tidak semua mahasiswa bisa menyerap ilmu yang telah di jelaskan. Karena penjelasan bersifat real time dan pengulangan hanya satu sampai dua kali. Jika ada yang belum mengerti. Biasanya ada sebagian mahasiswa malu untuk bertanya menyampaikan pendapat perihal materi yang belum paham. Alhasil sharing dan diskusi didominasi oleh mahasiswa aktif yang berani bertanya. Tentu semua mahasiswa tidak memiliki karakter seperti itu bukan? Jika ada pertanyaan pun tentu waktu untuk menjelaskan materi berikutnya akan berkurang.
Hal ini bisa diatasi dengan kuliah online. Jika tidak mengerti materi yang berupa teks, video gambar, atau animasi itu. Maka kita bisa putar ulang materi sampai kita kita paham. Andaikan itu pun masih belum mengerti kita masih bisa memanfaatkan online chat untuk bertanya dan sharing dengan dosen pengampu kuliah online. Jauh lebih ringkas ketimbang kita harus duduk dikelas berjam-jam mengikuti perkuliahan. Dengan demikian daya serap mahasiswa terhadap materi yang dipelajari bisa ditingkatkan.
- Tanpa Batas Jarak /Daerah/ Negara
Di suatu daerah atau kabupaten di Indonesia belum tentu semuanya memiliki universitas atau kampus. Hasilnya untuk kuliah kita harus pergi ke kota yang jaraknya jauh. Belum lagi dengan suasana macet dan tindakan kriminal yang seringkali mendera ketika berangkat ke kampus. Membuat hati terasa was-was jika telat atau terkena musibah yang mengakibatkan fokus kuliah terganggu. kegiatan perkuliahan tetap bisa dilakukan di suatu daerah kecamatan bahkan desa dengan kuliah berbasis E-learning. Kita hanya berbekal saluran internet dan PC sebagai media untuk mendownload dan mempelajari materi kuliah. Kita tidak perlu bertatap muka melakukan kegiatan perkuliahan di kelas. Sistem dan teknologi virtual yang diterapkan kuliah online memutus rantai jarak antara dosen dan mahasiswa. Â Jadi kita bisa fleksibel belajar dimana saja tidak harus di kampus. Berbekal smartphone seperti sekarang kita bisa belajar dimana saja.
Mahasiswa juga bisa mengikuti kuliah di luar negeri namun ia tetap tinggal di Indonesia. Suatu hal yang sangat bermanfaat bagi kemajuan pendidikan. Saya sendiri merasakan keuntungan kuliah selain tempat belajar yang fleksibel. Untuk pengisian Kartu Rencana Studi saya sudah bisa menggunakan e-learning yang bisa diakses dari rumah. Pencetakan Kartu Studi Tetap (KST) pun sudah dikirim via email. Sehingga semuanya bisa dilakukan dengan cepat dan mudah.
- Tanpa Batas Usia
Masyarakat Indonesia kini sudah sangat paham akan pentingnya sebuah pendidikan. Semua kalangan tak memandang usia berusaha untuk meneruskan pendidikan ke bangku perkuliahan. Tidak hanya anak muda bahkan kaum yang sudah berkeluarga kadangkala masih mempunyai keinginan untuk kuliah. Namun profesi dan tanggung jawab untuk menghidupi keluarga membuat niat untuk kuliah kadang kala di urungkan. Solusi itu ternyata bisa diatasi dengan kuliah online. Â Masyarakat yang sudah berkeluarga mempunyai kesempatan besar untuk melanjutkan kuliah. Mereka tetap bisa kuliah untuk memperbaiki karir sembari bekerja menghidupi keluarga.
Hal lucu yang pernah saya alami ketika menjalani ujian kuliah online adalah bertemu dengan bapak dan ibu yang sudah memiliki anak. Karena ujian tetap harus dilangsungkan bertatap muka. Maka semua mahasiswa yang sebelumnya belajar sendiri di rumah. Ketika ujian semua berkumpul. Ada yang membawa istrinya bahkan ada juga yang membawa anaknya. Hal ini menunjukkan bahwa kuliah online sudah tidak memandang batas usia. Istilahnya tuntutlah ilmu sampai ke liang lahat.
Salah satu penyedia e-learning sistem adalah HarukaEdu. Sistem e-learning HarukaEdu saya ketahui melalui kompasiana nangkring pada hari Sabtu 30 April 2016. Â HarukaEdu adalah penyedia e-learning secara komprehensif. Mulai dari kurikulum online, Pendaftaran mahasiswa baru, pembuatan konten digital, Infrastruktur IT semuanya berbasis LMS (Learning Manajemen Sistem) sudah dikelola oleh HarukaEdu. Pertama kali mendengar kata HarukaEdu saya mengira brand ini adalah penyedia e-learning dari Jepang. Namun ternyata HarukaEdu berasal dari Indonesia. Nama HarukaEdu diambil dari bahasa jepang. Haruka berarti distance atau jarak dan Edu berarti edukasi. Jika digabungkan maka HarukaEdu adalah suatu sistem kuliah atau edukasi dengan online jarak jauh.
HarukaEdu hanya bekerjasama dengan universitas dengan label akreditasi B. Tiga universitas yang sudah menjalani kuliah online HarukaEdu adalah London school public relation (LSPR), Sekolah tinggi manajemen Labora, dan universitas wiraswasta Indonesia. Ke depan HarukaEdu akan membuka sebuah kuliah online program S2 komunikasi dengan LSPR dan teknologi informasi dan akuntansi tingkat S1 dan S2.
Hal yang paling saya takutkan ketika menjalani kuliah online adalah hilangnya nilai-nilai kesopanan dan komunikasi secara langsung. Betapa tidak dengan kuliah online tentu interaksi antara peserta didik dan dosen berkurang. Namun HarukaEdu juga memegang peranan controlling mahasiswa. Kegiatan pemantauan seperti  kapan peserta didiknya belajar, berapa lama, berapa kali mempelajari mata kuliah tetap berlangsung dengan sistem yang ada di HarukaEdu. Selain itu ujian juga harus tetap dilakukan secara tatap muka. Jadi nilai luhur adat ketimuran Indonesia tidak akan hilang jika kuliah online di HarukaEdu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H