" asik, tempatnya bagus, estetik, penyanyinya juga suaranya bagus, tempuranya murah"
Tempura muatamuuuu, batinku.
Kalimat jogja terbuat dari rindu pulang dan angkringan seharusnya bisa membuat masyarakat jogja tergerak untuk melestarikan nilai filosofis angkringan yang semestinya. Kalau perlu kalimat itu harus dijadikan label angkringan asli. Ditempel di terpal-terpalnya. Jangan malah ditempel di tempat angkringan yang palsu. Piye tio kihhh
Untuk melestarikan filosofi angkringan, maka antara pelanggan dan pengusaha angkringan pun harus saling bekerjasama dalam menjaga dan menyepakati norma-norma yang seharusnya ada di angkringan. Seperti norma egalitarian dan norma penekanan terhadap komunikasi tatap muka.. Selain itu juga harus mempertahankan bentuk gerobak dan menu-menu yang menjadi identitas angkringan yang sebenarnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI