Suatu waktu kemampuan managemen waktu saya benar-benar diuji. Menjelang akhir semester 3 setumpuk tugas menghampiri, hampir semua mata kuliah mendapat tugas. Tugasnya pun bukan tugas yang sehari dibuat jadi, tugas-tugas yang memang memerlukan proses yang panjang.Â
Dibulan yang sama saya dihadapkan pada dua kegiatan, yang dimana saya diamanahi untuk menjadi panitia didalamnya. Dan kegiatan ini bukan kegiatan yang sehari selesai namun enam hari secara berturut-turut, tentu hal ini membutuhkan persiapan yang panjang pula. Yang satu kegiatan dilaksanakan di Kulon Progo dan kegiatan satunya lagi di Kaliurang, Sleman.Â
Serta saya harus menjalankan progam kerja harian maupun kondisional saya dalam sebuah organisasi yaitu program TPA di sebuah masjid di daerah Jogja dan melakukan galang dana ketika terdapat musibah. Diluar itu saya juga ada kegiatan mengeles privat anak SD di sebuah perumahan di daerah Imogiri, Bantul. Terbayang kan betapa rumitnya bagaimana saya harus membagi waktu.
Semua tugas dan amanah terasa sangat penting dan meminta untuk diprioritaskan. Akhirnya dalam beberapa hari bahkan beberapa minggu saya harus menguatkan diri saya untuk bekerja keras. Alhasil waktu saya benar benar padat tak bercelah.
Saya berusaha untuk menjalankan semua tugas saya. Kuliah, nugas, rapat, ngeles, galang dana, TPA, rapat lagi, saya harus terbiasa dengan semua rutinitas tersebut. Untuk sementara waktu saya harus menyingkirkan ego saya seperti tidur siang misalnya. Jangankan untuk tidur siang, mencari waktu untuk sekedar jeda dan istirahat saja saya kesulitan. Saya harus mengikhlaskan dan mendedikasikan diri saya untuk full berkegiatan.Â
Jam 21:00 biasanya saya baru bisa pulang kekos dan istirahat. Mengeluh tentu ada namun dengan padatnya semua kegiatan itu saya menikmatinya. Alhamdulillah saya bersyukur dapat diberi kesehatan selalu hingga saya bisa membagi waktu dan menjalankan tugas saya.Â
Mungkin belum maksimal tapi saya telah mengusahakan dengan kemampuan saya. Selain iman, kesempatan untuk hidup dan rizky ada hal lain yang saya syukuri, yaitu kemauan, dan semangat. Dimana hal tersebut mungkin tidak semua orang mendapatkannya. Kemauan dan semangat inilah yang membuat saya mendedikasikan diri untuk aktif dalam berbagai kegiatan.
Kajian Memanagement Waktu untuk Menemukan Sukses
Selain belajar dari pengalaman saya juga belajar dari kajian dan diskusi tentang bagaimana memanagemen waktu. Saya penah menghadiri kajian tentang bagaimana memanagemen waktu. Menurut pemateri cara agar kita dapat memanagemen waktu adalah dimulai dengan memanagemen shalat. Ketika shalat kita sudah tepat waktu maka pekerjaan-pekerjaan akan berjalan dengan baik sesuai dengan waktunya.Â
Shalat tepat waktu disini adalah shalat diawal waktu. Dalam salah satu ayat di surah Al-'Asr juga dijelaskan bahwa demi masa (demi waktu) sesungguhnya manusia berada dalam kerugian kecuali orang-orang yang memanfaatkan waktunya untuk beriman, mengerjakan kebajikan, serta saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. Selain itu dalam sebuah hadits juga dijelaskan ''waktu ibarat pedang, jika engkau tidak menebasnya maka ialah yang menebasmu''.
 Yang artinya bahwa bila kita dapat memanfaatkan waktu sebaik-baiknya maka ia akan bermanfaat untuk kita, dan bila kita tidak mamnfaatkan dengan baik maka waktu dapat mencelakai kita. Selain itu ada juga pepatah yang mengatakan ''time is money'' artinya waktu adalah uang, bila kita menghambur-hamburkan waktu sama halnya dengan menghambur-hamburkan uang.Â