Hal itu membuat Soedirman untuk mengubah strategi perlawanan terhadap sekutu. Tidak hanya itu Soedirman juga mengaskan bahwa pasukan Indonesia harus secepat mungkin melakukan tindakan untuk mengusir sekutu dari Ambarawa.Â
Oleh karena itu, Soedirman akhirnya mulai membuat strategi dan memperkenalkan kepada para pasukan Indonesia mengenai taktiknya yang baru dalam medan pertempuran tersebut. Srategi yang dilakukan Soedirman dikenal sebagai taktik "Supit Urang", yang mana dalam taktik tersebut dilakukan dengan cepat dan serentak dari segala penjuru.
Taktik "Supit Urang" sendiri merupakan sebuah taktik yang dilakukan di medan perang dan berfokus pada gerakan yang menyerang secara tiba-tiba. Taktik tersebut digunakan dalam pertempuran Ambarawa untuk melawan pasukan Sekutu. Dalam pertempuran Ambarawa taktik tersebut dilakukan dari arah Selatan dan Barat dengan melakukan pendobrakan yang kemudian mendorong ke arah Timur menuju kota Semarang.Â
Taktik ini juga dilakukan dengan gerakan pengetatan dari sisi kanan dan kiri seperti halnya seekor udang yang sedang menjepit mangsanya. Untuk melancarkan startegi dengan taktik tersebut, beberapa pasukan di bagi mejadi empat kelompok dibeberapa titik, hal itu bertujuan untuk memastikan musuh sudah terkepung benar-benar dan memastikan akses komunikasi dengan pusat sudah terputus.
Taktik "Supit Urang" yang dipimpin oleh Letkol Soedirman tersebut berhasil membuat Sekutu mundur dari Ambarawa. Dengan semangat nasional dan perjuangan yang dilakukan oleh rakyat dan para pasukan TKR telah berhasil mengusir Sekutu dari Ambarawa. Pertempuran yang dilakukan pasukan Indonesia dengan peralatan senjata yang seadanya dan didukung dengan taktik Supit Urang dapat menumpas pertempuran yang berlangsung dari tanggal 12 hingga 15 Desember 1945.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI