Mohon tunggu...
Anjani Dwi Apriliana
Anjani Dwi Apriliana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ilmu Sejarah Unnes

apa aja suka

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan di Masa Revolusi Fisik: Pertempuran Palagan Ambarawa 1945

28 November 2021   19:42 Diperbarui: 28 November 2021   19:45 1422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya melalui pidato yang disampaikan oleh Soekarno-Hatta. Perjuangan demi perjuangan telah dilakukan oleh seluruh rakyat Indonesia untuk mencapai kemerdekaan dan kebebasan dari bangsa penjajah. 

Namun, setelah Indonesia menyatakan proklamasi kemerdekaan, bangsa Indonesia masih terus berjuang untuk mempertahankan kemerdekaannya. Dimana bangsa asing saat itu ingin kembali merebut dan mengambil alih kekuasaan negara Indonesia. Salah satunya negara Belanda yang menganggap bahwa dirinya masih mempunyai hak atas wilayah Hindia-Belanda. 

Tidak hanya itu, Belanda juga tidak mengakui kemerdekaan dan kedaulatan bangsa Indonesia yang sudah merdeka. Dinyatakannya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan awal mulainya revolusi Indonesia berlangsung.

Masa revolusi yang terjadi di Indonesia merupakan masa dimana setelah kemerdekaan, Republik Indonesia masih memiliki konflik dengan Belanda, yang mana dalam konflik tersebut dikenal dengan konflik bersenjata atau disebut sebagai revolusi fisik. Revolusi fisik sendiri merupakan sebuah masa yang sangat penting bagi masa depan bangsa Indonesia, dimana pada masa ini menunjukkan mengenai perjuangan dan pengorbanan rakyat Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Perjuangan rakyat Indonesia dalam masa revolusi fisik ini banyak menggunakan kekuatan bersenjata dan kekuatan militer.

Perjuangan fisik dengan kekuatan bersenjata, ditandai dengan terjadinya insiden pertempuran antara Sekutu dengan Indonesia. Hal tersebut terjadi karena kedatangan Sekutu ke Indonesia ternyata di boncengi oleh NICA yang memiliki misi tertentu yaitu ingin mengambil alih kembali tanah jajahannya. Hal itu membuat sikap bangsa Indonesia marah dan langsung bersikap tegas mendengar pernyataan tersebut. 

Tidak hanya itu, pasukan Sekutu yang pada awalnya disambut baik justru membuat amarah rakyat Indonesia tambah memanas. Hal itu dikarenakan kedatangan pasukan Sekutu dan NICA tidak menghargai kedaulatan Republik Indonesia. Dimana saat itu NICA mempersenjatai lagi orang-orang KNIL yang baru saja dilepaskan dari tahanan Jepang. 

Kedatangan pasukan Sekutu dan NICA tersebut tentu tidak dapat diterima oleh rakyat Indonesia dan dianggap sebagai ancaman bagi kedaulatan dan kemerdekaan Republik Indonesia. Maka dari itu, muncul pertentangan antara rakyat Indonesia dengan para pasukan Sekutu dan Belanda hinggga menimbulkan pertempuran di berbagai wilayah di Indonesia, salah satunya di daerah Ambarawa. 

Terjadi pertempuran besar antara rakyat Indonesia dengan pasukan Sekutu dan Belanda hingga memakan banyak korban jiwa. Pertempuran tersebut dikenal sebagai Pertempuran Palagan Ambarawa yang terjadi selama empat hari empat malam pada tanggal 12-15 Desember 1945.

Latar Belakang Pertempuran Ambarawa

Pertempuran Ambarawa yang berlangsung setelah kemerdekaan terjadi karena kedatangan pasukan sekutu di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945. Kedatangan pasukan sekutu di Semarang berada di bawah pimpinan Brigadir Bethel, yang memiliki maksud tertentu yaitu untuk mengurus tawanan perang dan para tentara Jepang yang masih berada di Jawa Tengah. Pada awalnya, kedatangan pasukan sekutu di Semarang diterima dan disambut baik oleh Gubernur Jawa Tengah, Mr. Wongsonegoro, karena saat itu Sekutu memiliki misi untuk menyelesaikan tawanan perang di Indonesia. 

Gubernur Jawa Tengah Mr Wongsonegoro bahkan menyepakati akan memberikan persediaan makanan dan keperluan lainnya demi melancarkan tugas Sekutu, sedangkan Sekutu juga berjanji bahwa kedatangannya tidak mengganggu kedaulatan bangsa Indonesia. Namun, secara diam-diam kedatangan pasukan sekutu ternyata diboncengi oleh NICA (Netherlands Indies Civiele Administration). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun