Oleh Veeramalla Anjaiah
Pembuat film Indonesia Martin Rustandi telah membuat serial dokumenter mini tentang pekerja dan pelajar Indonesia yang tinggal di Taiwan berjudul Not Far From Home.
Film ini merayakan ketahanan dan kemenangan imigran di Taiwan, kata Kantor Ekonomi dan Perdagangan Taipei (TETO) dalam siaran pers.
Rustandi dengan bangga mempersembahkan Not Far From Home, serial mini dokumenter terbarunya yang menawan, yang menceritakan kisah-kisah imigran yang tak terungkap dan dinamis di Taiwan, kata TETO.
Tayang perdana pada 21 Januari 2025 di TaiwanPlus, serial lima episode ini menawarkan eksplorasi yang hidup dan menyentuh hati tentang ketahanan, identitas dan transformasi, yang menyoroti individu-individu yang perjalanannya merupakan bagian penting dari jalinan multikultural Taiwan.
Menurut TETO, setiap kisah mengungkap keberanian dan tekad orang-orang yang telah mengubah kehidupan mereka di Taiwan --- mengatasi tantangan, mengejar mimpi dan memberikan kontribusi abadi bagi rumah baru mereka.
"Melalui momen perjuangan dan kemenangan, serial ini menangkap energi dinamis dan dampak mendalam komunitas imigran Taiwan terhadap masyarakat," kata TETO.
Episode pertama adalah "Sally's Taste". Cerita ini tentang seorang pemilik restoran. Di Pondok Sunny, restoran Indonesia yang ramai di Hsinchu, Sally, seorang pemilik restoran yang bersemangat berusia 60-an, menghidupkan cita rasa kampung halamannya. Bersama putrinya, Jocelin, Sally telah mengubah restoran tersebut menjadi pusat budaya tempat makanan, tradisi dan komunitas yang saling terkait. Kelas memasak musim panas mereka untuk anak-anak imigran generasi kedua merayakan kegembiraan berbagi warisan melalui Masakan.
Episode kedua adalah "Melati's Moves". Melati adalah mahasiswa PhD yang bersemangat dalam Studi Tari di Taipei National University of the Arts. Melati menemukan inspirasi dalam pertunjukan dadakan para pekerja migran di stasiun kereta. Lokakarya dan bimbingannya memberdayakan perempuan melalui tari, memupuk persaudaraan yang merayakan ketahanan, solidaritas dan ekspresi diri.
Episode ketiga adalah "Neta's Voice". Neta adalah seorang pekerja pabrik yang lolos dari pernikahan yang penuh kekerasan, menemukan pelipur lara dan kekuatan dalam bernyanyi. Dengan mengajar pelajaran musik kepada sesama pekerja Indonesia, ia memupuk rasa kebersamaan dan membangun kembali rasa percaya dirinya. Perjalanan transformatif Nita dan pesan-pesannya yang menyentuh hati kepada anaknya menunjukkan kekuatan penyembuhan dari musik dan harapan.