Oleh Veeramalla Anjaiah
India dan Indonesia bukan hanya sahabat baik, tetapi juga tetangga maritim. Menurut surat kabar Vietnam Times, kerja sama bilateral ini akan semakin erat, dengan Laksamana Dinesh Kumar Tripathi, Kepala Staf Angkatan Laut (CNS) Angkatan Laut India, yang akan melakukan kunjungan resmi selama empat hari ke Indonesia dari tanggal 15 hingga 18 Desember.
Laksamana Tripathi bertemu dengan sejumlah perwira tinggi militer Indonesia, termasuk Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto Kepala Staf Angkatan Laut Indonesia Laksamana Muhammed Ali.
Laksamana Tripathi selaras dengan Kemitraan Strategis Komprehensif (CSP) yang terus berkembang antara kedua negara, kolaborasi angkatan laut sebagai landasan visi bersama mereka untuk Indo-Pasifik yang terbuka dan inklusif.
Kemitraan ini, yang diformalkan pada tahun 2011, telah tumbuh secara stabil, dengan fokus pada penanganan masalah keamanan bersama, pembinaan kerja sama pertahanan yang lebih besar dan kemajuan tujuan bersama regional dan global.
Menurut situs web India News Network, Kementerian Pertahanan (MoD) mengatakan diskusi tersebut diharapkan mencakup spektrum luas bidang kerja sama pertahanan, khususnya keamanan maritim, inisiatif pelatihan bersama dan mengeksplorasi jalan untuk lebih memperkuat kolaborasi operasional antara kedua angkatan laut.
Kunjungan tersebut menggarisbawahi hubungan maritim yang kuat antara kedua negara yang sesuai dengan visi bersama Kerja Sama Maritim India-Indonesia di Indo Pasifik, ungkap MoD dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Sabtu (14 Desember 2024).
Kerja sama maritim yang ada antara Angkatan Laut India dan Indonesia mencakup berbagai kegiatan, termasuk latihan bersama, kunjungan pelabuhan dan inisiatif pelatihan yang bertujuan untuk membangun kapasitas. Latihan militer bersama antara kedua belah pihak termasuk Samudra Shakti (Angkatan Laut) dan Garuda Shakti (Pasukan Khusus Angkatan Darat). Saat ini, Patroli Terkoordinasi India-Indonesia ke-43 sedang berlangsung dari 10-18 Desember 2024, di sepanjang Garis Batas Maritim Internasional (IMBL).
Menurut surat kabar Vietnam News, hubungan pertahanan bilateral antara India dan Indonesia terus berkembang, dengan fokus pada penguatan kerja sama di berbagai domain.
Kerja sama maritim, khususnya, telah muncul sebagai bidang keterlibatan utama karena semakin pentingnya kawasan Samudra Hindia dan Indo-Pasifik bagi kedua negara.
Wilayah maritim memiliki arti penting yang strategis bagi India dan Indonesia, yang keduanya merupakan pemain krusial di kawasan tersebut.
Sebagai negara maritim, kedua negara memiliki kepentingan bersama dalam memastikan keamanan jalur laut mereka, memerangi pembajakan dan terorisme maritim, serta mengatasi tantangan lain seperti penangkapan ikan ilegal dan kejahatan transnasional.
Salah satu pilar hubungan India-Indonesia adalah komitmen mereka terhadap perdamaian dan keamanan regional.
"Kebijakan Bertindak ke Timur" India, yang bertujuan untuk memperkuat hubungan dengan Asia Tenggara dan kawasan Indo-Pasifik yang lebih luas, sejalan erat dengan upaya Indonesia untuk menjaga stabilitas di Laut China Selatan dan Samudra Hindia.
Visi bersama ini telah membuka jalan bagi kolaborasi pertahanan yang lebih erat, khususnya di sektor angkatan laut.
Upaya ini telah membantu kedua negara untuk lebih memahami tantangan maritim masing-masing, meningkatkan interoperabilitas operasional dan membina hubungan pertahanan yang lebih kuat.
Kunjungan Laksamana Tripathi ke Indonesia diharapkan menjadi langkah penting lainnya dalam meningkatkan inisiatif pertahanan yang sedang berlangsung ini.
Kunjungan Laksamana Tripathi ke Indonesia tidak hanya menjadi simbol berkembangnya hubungan angkatan laut antara kedua negara tetapi juga sebagai sebuah kesempatan penting untuk berdialog guna meningkatkan kerja sama bilateral di bidang maritim.
Salah satu tujuan utama dari kunjungan Laksamana Tripathi adalah untuk menjajaki peluang guna memperluas latihan angkatan laut gabungan antara kedua negara.
Latihan angkatan laut ini berfokus pada peningkatan peperangan anti-kapal selam, interdiksi maritim dan bantuan kemanusiaan, serta telah menjadi platform penting untuk meningkatkan interoperabilitas dan memperdalam hubungan pertahanan antara kedua angkatan laut.
Mengingat semakin meningkatnya tantangan di lingkungan maritim, seperti pembajakan, penangkapan ikan ilegal dan kejahatan transnasional, peningkatan Kesadaran Domain Maritim (MDA) melalui pertukaran informasi dan data pengawasan menjadi sangat penting.
Pendirian Pusat Fusi Informasi-Kawasan Samudra Hindia (IFC-IOR) oleh India, yang berfungsi sebagai pusat berbagi informasi keamanan maritim, menyediakan platform yang ideal untuk kolaborasi yang lebih besar antara India dan Indonesia dalam hal ini.
Kunjungan ini diharapkan dapat memberikan kesempatan untuk menjajaki bagaimana kedua negara dapat memanfaatkan platform ini dengan lebih baik guna mengatasi tantangan keamanan bersama.
Kunjungan Laksamana Tripathi juga memiliki arti penting dalam mendorong kolaborasi industri pertahanan yang lebih dalam.
Karena India berupaya untuk menjadi lebih mandiri dalam produksi pertahanan di bawah inisiatif "Atmanirbhar Bharat" (India yang Mandiri), Indonesia telah menunjukkan minatnya untuk berkolaborasi dengan India di sektor pertahanan.
Ini termasuk perjanjian transfer teknologi potensial dan pengembangan bersama platform angkatan laut, seperti kapal selam dan kapal permukaan.
Kawasan Indo-Pasifik, tempat India dan Indonesia berada, telah menjadi area persaingan strategis, terutama dengan meningkatnya pengaruh dan ketegasan China dalam masalah maritim.
Kedua negara telah menyatakan kekhawatirannya mengenai meningkatnya militerisasi Laut China Selatan dan tantangan yang ditimbulkannya terhadap kebebasan navigasi dan tatanan internasional berbasis aturan.
Hasilnya, India dan Indonesia telah bekerja sama untuk mendorong perdamaian dan stabilitas di kawasan melalui forum multilateral, seperti Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan Asosiasi Negara-negara Lingkar Samudra Hindia (IORA).
Kedua negara juga berkomitmen pada prinsip-prinsip Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS), yang menyediakan kerangka hukum untuk sengketa maritim dan penyelesaian klaim maritim.
Komitmen bersama terhadap UNCLOS ini menggarisbawahi pentingnya tatanan internasional berbasis aturan dan mencerminkan pemahaman bersama antara India dan Indonesia tentang masalah keamanan maritim.
Meningkatnya kehadiran angkatan laut China di Indo-Pasifik, bersama dengan kebijakan ekspansionis Beijing, khususnya di Laut China Selatan, telah mendorong India dan Indonesia untuk meningkatkan kemampuan angkatan laut mereka.
Kunjungan Laksamana Tripathi ke Indonesia terjadi pada saat yang krusial dalam hubungan maritim India-Indonesia yang semakin dalam.
Meningkatnya kerja sama antara kedua negara di bidang angkatan laut mencerminkan komitmen bersama mereka terhadap perdamaian dan keamanan regional di Indo-Pasifik.
Karena kedua negara menghadapi tantangan maritim yang semakin besar, terutama dalam menghadapi ancaman eksternal dan ketidakpastian geopolitik, kemitraan mereka berfungsi sebagai model bagaimana para pemain regional dapat bekerja sama untuk menjaga kepentingan bersama mereka.
Selain itu, kunjungan tersebut merupakan sebuah langkah maju dalam kemitraan strategis antara India dan Indonesia, yang akan memainkan peran penting dalam memastikan keamanan dan stabilitas kawasan Indo-Pasifik di tahun-tahun mendatang.
Penulis adalah jurnalis senior yang tinggal di Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H