Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Balochistan Terjerumus dalam Krisis Militer, Kekerasan Tidak Akan Mengakhiri Kerusuhan

7 September 2024   09:04 Diperbarui: 7 September 2024   09:07 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dibentuk pada awal tahun 2000-an, BLA, bersama dengan kelompok militan lainnya, telah melancarkan kampanye selama puluhan tahun terhadap pemerintah Pakistan yang dituduh secara tidak adil merampas cadangan gas dan mineral Balochistan yang melimpah. Kemiskinan ekonomi yang parah telah memperparah keluhan-keluhan ini. Balochistan adalah provinsi Pakistan yang terbesar serta berpenduduk paling sedikit dan paling miskin, dengan perkiraan 70 persen penduduknya digolongkan sebagai "miskin multidimensi".

Serangan terkoordinasi itu bertepatan dengan peringatan kematian pemimpin nasionalis Baloch Akbar Bugti, yang dibunuh oleh pasukan keamanan Pakistan pada tahun 2006.

Aziz Baloch, seorang pakar keamanan independen di Balochistan, mengatakan bahwa BLA sangat ingin "untuk menunjukkan bahwa mereka dapat menurunkan moral Angkatan Darat [Pakistan]" dan membangun dirinya sebagai "kelompok militan yang dominan" di provinsi tersebut.

Balochistan telah menjadi tempat pemberontakan tingkat rendah dan tindakan keras tentara yang brutal selama beberapa dekade.

BLA dan kelompok separatis Baluch lainnya mencari kemerdekaan dari Pakistan, yang mereka salahkan karena mengeksploitasi sumber daya alam yang besar di Balochistan dan melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang serius di wilayah tersebut.

BLA dianggap sebagai kelompok bersenjata terbesar yang beroperasi di Balochistan. Para ahli percaya bahwa BLA memiliki beberapa ribu anggota.

Bekas serangan dari BLA di Balochistan | Sumber: bssnews.net
Bekas serangan dari BLA di Balochistan | Sumber: bssnews.net

Meskipun serangan terbaru tersebut secara luas disalahkan pada kegagalan intelijen, serangan tersebut juga menimbulkan pertanyaan serius tentang klaim pemerintah baru-baru ini bahwa pemberontakan Baloch dan kepemimpinannya telah melemah secara signifikan. Skala serangan yang terkoordinasi erat ini menunjukkan hal yang sebaliknya.

Balochistan, meskipun kaya akan sumber daya alam, tetap menjadi salah satu wilayah Pakistan yang paling terbelakang. Penduduk setempat sering merasa terpinggirkan dan tidak melihat manfaat dari sumber daya yang diambil dari tanah mereka. Wilayah ini telah menjadi titik panas konflik, dengan banyaknya operasi militer yang mengakibatkan banyak korban jiwa dan kerusakan yang luas.

Masyarakat Baloch telah menyatakan kekhawatiran yang kuat tentang investasi China, khususnya yang terkait dengan Koridor Ekonomi China-Pakistan (CPEC). Para aktivis berpendapat bahwa penduduk setempat tidak mendapatkan manfaat dari proyek-proyek ini dan bahwa sumber daya di sana dieksploitasi tanpa kompensasi yang memadai bagi wilayah tersebut. Proyek infrastruktur berskala besar telah menimbulkan masalah yang terkait dengan degradasi lingkungan dan penggusuran masyarakat setempat. Meningkatnya kehadiran militer untuk melindungi proyek-proyek CPEC telah menyebabkan meningkatnya ketegangan dan tuduhan pelanggaran hak asasi manusia terhadap masyarakat Baloch. Ada ketakutan di antara masyarakat Baloch bahwa masuknya pekerja dan investasi eksternal dapat mengikis budaya dan cara hidup mereka, yang memicu penentangan yang berkelanjutan terhadap CPEC di Balochistan.

Jurnalis dan aktivis sosial yang melaporkan situasi di Balochistan menghadapi penculikan dan ancaman, yang bertujuan untuk membungkam suara mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun