Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Ulama-Ulama Islam Terkenal Mengutuk Serangan Terhadap Umat Hindu dalam Krisis Bangladesh

15 Agustus 2024   06:56 Diperbarui: 15 Agustus 2024   07:00 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jurnalis Senior Qamar Agha mengatakan semua kuil yang hancur akibat kekerasan massa harus dibangun kembali dan kompensasi dibayarkan kepada semua orang yang menderita kerugian dalam kekerasan di Bangladesh.

Saya senang mengetahui bahwa banyak pemimpin mahasiswa Bangladesh yang melakukan agitasi telah mengimbau para pemuda yang melakukan agitasi untuk tidak menargetkan kelompok minoritas. Masyarakat Bangladesh selalu memiliki tatanan sekuler.

Orang Hindu di Bangladesh sedang berdemo. | Sumber: Indiafacts/The Hindu
Orang Hindu di Bangladesh sedang berdemo. | Sumber: Indiafacts/The Hindu

Muslim India harus bersuara melawan kekerasan anti-Hindu di Bangladesh.

Maulana Jamaluddin dari Jamaat-e-Islami, Faridabad mengatakan, "Menargetkan komunitas atau kelompok agama mana pun adalah hal yang terkutuk; kita harus mengutuknya dengan tegas atau keresahan ini akan menyebar."

Menurut surat kabar Le Monde, pada malam 5 Agustus sekitar tengah malam, beberapa pria menyerbu rumah keluarga Chakraborty di Bangladesh, umat Hindu yang tinggal di distrik selatan Bagerhat. Priyonti, putri bungsunya, berusia 21 tahun, sempat bersembunyi.

"Saya melihat para penyerang memukul kepala ayah saya. Ia meninggal di tempat," lapor Le Monde mengutip ucapan Priyonti.

Ibu dan saudara perempuannya terluka parah, tambahnya. Priyonti yakin para penyerang memanfaatkan kekacauan yang terjadi malam itu setelah jatuhnya mantan perdana menteri Sheikh Hasina, yang terpaksa mengungsi ke India.

Para penyintas telah meninggalkan rumah keluarga tersebut, yang lantainya masih berlumuran darah ayahnya.

"Kami belum berbenah agar polisi bisa mengumpulkan bukti-bukti yang diperlukan untuk penyidikan," jelas Priyonti.

Belum ada kasus yang diajukan dan belum ada upaya investigasi yang dilakukan, karena mayoritas petugas polisi baru saja kembali bertugas setelah mogok kerja selama seminggu. Mengambil bagian dalam penindasan brutal terhadap gerakan mahasiswa, mereka melakukan desersi karena takut akan pembalasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun