Oleh Veeramalla Anjaiah
Menteri Pariwisata Maladewa Ibrahim Faisal tiba di India pada tanggal 29 Juli untuk kunjungan enam hari, mempelopori inisiatif "Welcome India" yang bertujuan untuk memperkuat daya tarik Maladewa sebagai tujuan liburan utama bagi wisatawan India. Kampanye ini menampilkan serangkaian roadshow pariwisata di Delhi, Mumbai dan Bengaluru mulai 30 Juli hingga 3 Agustus, seperti dilansir situs berita The Print.
Kampanye "Welcome India" bertujuan untuk memperkuat status Maladewa sebagai tujuan liburan utama bagi wisatawan India melalui serangkaian acara di tiga kota besar. Ada serangkaian acara di New Delhi (30 Juli), Mumbai (1 Agustus) dan Bengaluru (3 Agustus).
Dorongan terhadap pariwisata ini muncul sebagai respons terhadap penurunan kunjungan wisatawan India sebesar 42 persen dalam empat bulan pertama tahun ini dibandingkan periode yang sama di tahun 2023. Tahun lalu, wisatawan India merupakan kelompok pengunjung asing terbesar ke Maladewa, dengan China berada di peringkat ketiga.
Menurut laporan majalah berita India Today, mengutip data, Maladewa menerima 73.785 wisatawan dari India antara bulan Januari dan April 2023. Sebaliknya, negara kepulauan tersebut mencatat 42.638 kunjungan wisatawan pada periode yang sama tahun ini --- penurunan 31.147 wisatawan secara absolut.
Statistik menunjukkan 15.006 orang India mengunjungi negara kepulauan tersebut pada bulan Januari 2024. Di bulan Februari, 11.252 wisatawan India mengunjungi negara kepulauan tersebut, dibandingkan dengan 24.632 wisatawan pada bulan yang sama tahun lalu.
Dalam kunjungan tersebut, Ibrahim bertemu dengan Gajendra Singh Shekhawat, Menteri Pariwisata India untuk membahas peningkatan pariwisata dan penguatan hubungan bilateral.
Maladewa, sebuah negara kecil di Asia Selatan, berpenduduk hanya 517.595 jiwa dan sepenuhnya bergantung pada industri pariwisata.
Latar belakangÂ
Posisi strategis Maladewa di Samudera Hindia telah lama memperkuat hubungannya dengan India, didorong oleh kebijakan "Neighbourhood First" yang diusung India. Secara historis, kedua negara memiliki hubungan diplomatik yang kuat, dengan India memberikan bantuan ekonomi dan keamanan yang besar. Namun, hubungan ini menghadapi gejolak, terutama pada masa kepresidenan Abdulla Yameen (2013-2018), yang memupuk sentimen nasionalis dan anti-India sambil semakin mendekatkan diri dengan China.