"Permintaan senjata ringan di kalangan warga sipil di Pakistan meningkat, yang menyebabkan meningkatnya penggunaan senjata ilegal dan menimbulkan masalah hukum dan ketertiban di seluruh negeri. SMG dipamerkan secara terbuka di pasar, balai pernikahan, sekolah dan bahkan rumah sakit, seringkali penegak hukum mengabaikannya," kata Khaama Press.
Undang-undang Pakistan mengharuskan pemilik senjata untuk mendapatkan izin, namun senjata api ilegal banyak tersedia. Tidak ada mekanisme yang berlaku untuk memverifikasi apakah lisensi senjata api terlarang itu asli atau tidak.
Berdasarkan berbagai penelitian, dari sekitar 43,9 juta senjata api milik swasta di negara ini, setidaknya 38 juta diantaranya tidak terdaftar. Pakistan juga secara legal mengekspor senjata kecil dan senjata ringan senilai sekitar AS$2,3 miliar setiap tahunnya.
Menurut Khaama Press, Pakistan adalah salah satu negara yang paling tidak transparan dalam melaporkan transfer senjata kecil, hanya mendapat skor 9 dari 25 pada Barometer Transparansi Senjata Kecil tahun 2022. Laporan ini tidak memberikan informasi rinci mengenai transfer senjata ringan internasional. Pakistan juga belum menandatangani Perjanjian Perdagangan Senjata, yang menunjukkan adanya risiko signifikan perdagangan senjata gelap.Â
Pusat perdagangan senjata kecil dan ringan (SALW) ilegal terdapat di seluruh Pakistan, dengan kota Darra Adamkhel menjadi kota yang paling terkenal. Terletak 50 kilometer di selatan Peshawar, kota kecil ini telah memproduksi senjata api rakitan sejak awal tahun 1900-an. Senjata api buatan lokal ini, sering disebut senjata api "Khyber Pass", dijual dengan harga lebih murah dari harga senjata api aslinya.
Selain kota Darra Adamkhel, senjata api komersial diproduksi di dan sekitar Peshawar oleh perusahaan seperti Daudson's, Royal Arms Company dan Khyber Arms. Di Lahore, pasar sayur-sayuran dan buah-buahan, beserta depo truknya, merupakan pusat utama penyelundupan senjata ilegal. Perdagangan senjata dari Pakistan ke Sri Lanka juga telah dilaporkan.
Penjualan senjata tanpa izin secara daring telah meningkat di Pakistan. Pada bulan Januari, terungkap bahwa seorang pria asal Rawalpindi menerima pesanan senjata melalui halaman Facebook. Seorang pria lain, Muhammad Zahid, yang ditangkap oleh CTD, mengungkapkan bahwa banyak orang, termasuk mahasiswa dan mahasiswa, membeli senjata secara daring dari penjual di Khyber Pakhtunkhwa, yang kemudian mengirimkan pesanannya ke Karachi.
Ketersediaan senjata yang mudah di Pakistan merupakan faktor utama terjadinya kekerasan kriminal dan konflik di negara tersebut. Hubungan antara kejahatan terorganisir, perdagangan narkoba, terorisme dan perdagangan senjata ilegal menambah kompleksitas situasi berbahaya ini.
Â
Penulis adalah seorang jurnalis senior yang tinggal di Jakarta.