Diskusi tingkat menteri antara India dan Indonesia juga diadakan sepanjang tahun 2018 dan 2019 mengenai peningkatan kerja sama industri pertahanan.
Menurut Kedutaan Besar India, agenda ini mendapat semangat baru pada tahun 2020 dengan kunjungan Wakil Menteri Pertahanan Indonesia ke Def Expo di Lucknow di bulan Februari 2020 yang disusul dengan kunjungan Menteri Pertahanan ke New Delhi pada Juli 2020.
Untuk meningkatkan kerja sama pertahanan dengan Indonesia, India menyelenggarakan "Pameran-seminar Industri Pertahanan India-Indonesia" yang pertama pada tanggal 30 April 2024 di Hotel Sultan di Jakarta.
Perusahaan pertahanan terkemuka India --- 12 Perusahaan Sektor Publik Pertahanan dan 24 perusahaan swasta --- memamerkan produk mereka di pameran tersebut.
Acara ini memamerkan kehebatan pertahanan India, membina kemitraan strategis komprehensif dan bertujuan untuk stabilitas regional di Indo-Pasifik.
Perusahaan-perusahaan terkemuka India seperti BrahMos Aerospace Pvt Ltd., Larsen & Toubro, Bharat Electronics, Bharat Dynamics Limited (BDL), Yantra India Ltd., Mishra Dhatu Nigam Ltd., Zen Technologies; MKU Pvt Ltd., Godrej Precision Engineering, Munitions India Ltd., Hindustan Aeronautics Ltd. (HAL) turut hadir pada pameran tersebut.
Ada beberapa industri pertahanan milik negara dan perusahaan swasta terkemuka di Indonesia, termasuk PT Pindad dan PT Infoglobal Teknologi Semesta juga hadir di pameran ini.
Beberapa waktu lalu, India menandatangani perjanjian penting dengan Filipina untuk memasok rudal jelajah BrahMos senilai AS$375 juta. Hal ini merupakan bagian dari kesediaan India untuk melibatkan negara-negara Asia Tenggara dalam masalah pertahanan dan keamanan regional dan untuk melawan pengaruh China.
"Keinginan India yang lebih besar untuk melibatkan negara-negara Asia Tenggara sebagian disebabkan oleh meningkatnya persaingan India-China. Bentrokan perbatasan pada tahun 2020 memperlebar defisit kepercayaan antara New Delhi dan Beijing dan menambah polarisasi geopolitik di Asia Selatan dan Tenggara. India semakin khawatir bahwa Asia Tenggara yang didominasi China dapat menimbulkan tantangan yang lebih besar bagi India daripada yang diperkirakan sebelumnya. Akibatnya, New Delhi mewaspadai semakin besarnya kehadiran dan pengaruh Beijing di kawasan, termasuk aktivitasnya di Laut China Selatan dan potensi dampak aktivitas tersebut terhadap kebebasan navigasi India," tutur Viraj Solanki, seorang peneliti, dalam sebuah artikel di situs iiss.org milik lembaga pemikir Institut Internasional untuk Studi Strategis.
India ingin meningkatkan kerja sama pertahanannya dengan banyak negara Asia Tenggara. Ia siap mengekspor senjata ke Asia Tenggara dan melakukan latihan militer bilateral dengan negara-negara ASEAN.
Penulis adalah seorang jurnalis senior yang tinggal di Jakarta.