Oleh Veeramalla Anjaiah
India adalah negara pluralistik yang memiliki banyak agama. Baru-baru ini, sebuah lembaga Amerika Serikat mengkritik India atas kebebasan beragama.
India pada tanggal 2 Mei menolak laporan Komisi Kebebasan Beragama Internasional Amerika Serikat (USCIRF) yang menyatakan keprihatinan atas kebebasan beragama di negara tersebut, dengan mengatakan bahwa panel tersebut terlibat dalam propaganda dan berupaya untuk ikut campur dalam pemilihan umum, demikian yang dilaporkan surat kabar Hindustan Times.
USCIRF, sebuah badan pemerintah federal AS yang independen dan bipartisan yang menerbitkan laporan tahunan tentang kebebasan beragama di seluruh dunia, mengatakan dalam laporannya untuk tahun 2024 bahwa mereka "terus mempunyai kekhawatiran" terhadap India, yang telah "mengalami kemunduran".
Mereka mengulangi rekomendasinya agar Departemen Luar Negeri AS mendeklarasikan India sebagai "Negara yang Menjadi Perhatian Khusus" (CPC) dalam konteks kebebasan beragama.
"USCIRF dikenal sebagai organisasi yang bias dan memiliki agenda politik. Mereka terus mempublikasikan propaganda mereka mengenai India dengan menyamar sebagai bagian dari laporan tahunan," lapor Hindustan Times mengutip juru bicara Kementerian Luar Negeri India Randhir Jaiswal yang berbicara pada konferensi media rutin di New Delhi.
Laporan USCIRF dirilis pada tanggal 1 Mei.
"Kami benar-benar tidak berharap bahwa USCIRF akan berusaha untuk memahami etos India yang beragam, pluralistik dan demokratis. Upaya mereka untuk ikut campur dalam pemilu terbesar di dunia tidak akan pernah berhasil," lapor Hindustan Times yang mengutip ucapan Jaiswal.
India sering kali mengecam laporan organisasi-organisasi seperti USCIRF dan menuduh mereka bias terhadap India. Laporan semacam itu selalu ditolak dalam beberapa tahun terakhir.