Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengungkap Konspirasi Melawan Industri Farmasi India

17 Februari 2024   07:29 Diperbarui: 17 Februari 2024   07:33 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pabrik pengobatan di India. | Sumber: health.economictimes.indiatimes.com

Torrent Pharmaceuticals.     $9 miliar

Zydus Lifesciences                   $8,1 miliar

Aurobindo Pharma                  $7,7 miliar

Lupin                                             $7,2 miliar

Alkem Laboratories                $6,9 miliar

Reputasi India dalam layanan kesehatan global mungkin merupakan cerminan dari inovasi dan keterjangkauan, namun terdapat konspirasi untuk mendiskreditkan India dalam hal kualitas dan keamanan, lapor surat kabar tabloid Daily Mirror.

Pada bulan Desember 2023, Livemint surat kabar tersebut menerbitkan berita utama yang menyatakan bahwa Amerika Serikat telah menarik kembali obat-obatan India yang "di bawah standar", sehingga memicu kekhawatiran mengenai kualitas dan keamanan produk farmasi India. Namun, terungkap bahwa penggambaran negatif mengenai farmasi India di media hanyalah salah satu aspek dari narasi yang telah berkembang selama bertahun-tahun.

Pada bulan Juli 2022 lalu, dunia dihebohkan dengan kejadian tragis di Gambia, dimana beberapa anak dikabarkan meninggal akibat sirup obat batuk buatan India. Gambia adalah sebuah negara di Afrika Barat.

Awalnya dilaporkan oleh Reuters dan Al Jazeera, diikuti oleh media India, cerita ini dengan cepat mendapatkan perhatian, dengan berita utama yang menyatakan bahwa pengobatan India telah menyebabkan kematian anak-anak di Gambia. Namun, penyelidikan selanjutnya mengungkap cerita berbeda.

Pihak berwenang Gambia mengungkapkan bahwa banyak anak-anak yang diduga dibunuh oleh obat-obatan India bahkan tidak mengonsumsinya. Sebaliknya, banyak kematian di rumah sakit dan wilayah yang sama disebabkan oleh masalah sanitasi dan air, yang merupakan masalah umum di wilayah tersebut.

Pada bulan Desember 2022, Komite Penilaian Korban, yang terdiri dari para ahli dari AS dan Gambia, tidak menemukan jejak bahan berbahaya pada sebagian besar anak-anak tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun