Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jammu dan Kashmir: Apakah Sudah Waktunya untuk Meninggalkan Resolusi DK PBB?

5 Februari 2024   06:47 Diperbarui: 5 Februari 2024   14:06 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh Veeramalla Anjaiah

Setiap tahun pada tanggal 5 Februari, Pakistan memperingati Hari Solidaritas Kashmir (KSD) untuk menunjukkan solidaritas terhadap masyarakat Kashmir dan menceritakan dugaan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan India di sana.

Ide KSD datang dari politisi radikal dari partai Jamaat-e-Islami di Pakistan pada tahun 1990. Tahun berikutnya, Perdana Menteri Pakistan saat itu Nawaz Sharif menyerukan mogok kerja solidaritas satu hari untuk Kashmir. Pada tahun 2004, Pakistan memutuskan untuk memperingati 5 Februari sebagai KSD.

Sangat aneh bahwa Pakistan, negara yang bertanggung jawab atas semua pembunuhan pada tahun 1947, tiga perang dan perang proksi sejak tahun 1989, berbicara tentang solidaritas dengan warga Kashmir. Berapa ribu warga Kashmir yang terbunuh dalam serangan teror yang disponsori Pakistan selama ini?

Anehnya, Pakistan mengatakan bahwa India adalah kekuatan pendudukan di Jammu dan Kashmir (J&K). Apakah itu benar?

J&K merupakan bagian integral dari India karena wilayah tersebut secara sah bergabung dengan India melalui penandatanganan Perjanjian Aksesi pada tahun 1947.

Sebelum tahun 1947, J&K adalah wilayah kerajaan (princely state) yang merdeka. Baik India maupun Pakistan tidak mempunyai hak atas negara ini. Pada masa kemerdekaan India, terdapat 565 wilayah kerajaan. Penguasa J&K Raja Hari Singh tidak ingin bergabung dengan India atau Pakistan. Mayoritas penduduknya adalah Muslim dan mereka tidak ingin bergabung dengan Pakistan.

Muslim Kashmir menolak Pakistan, yang didirikan atas dasar agama. Karena Kashmir berada di wilayah dengan sedikit ketegangan komunal. Umat Hindu, Muslim dan Buddha hidup bersama dalam persahabatan di Kashmir.

Pakistan yang tidak sabar dan panik menyerbu J&K melalui milisi Pashtun dan tentara berpakaian sipil pada tanggal 22 Oktober 1947. Mereka menjarah, merampok negara dan melakukan genosida terhadap masyarakat Kashmir. Pasukan Pakistan menduduki wilayah J&K yang luas.

"Itu adalah hal yang mengerikan, namun Kashmir pun masih dijarah, penduduknya dibunuh, terjadi pembakaran dan seruan panik datang kepada kami dari masyarakat Kashmir, selain dari Penguasa. Itu adalah keputusan yang sangat sulit untuk diambil," lapor situs web ThePrint mengutip pernyataan Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun