"Di Afghanistan, keamanan terjamin di seluruh negeri. Insiden lingkaran jahat dan penghasutan telah menurun sebesar 90 persen dalam 12 bulan terakhir dibandingkan 12 bulan sebelumnya. Setelah berakhirnya invasi dan korupsi [kekuasaan Imarah Islam], hampir semuanya telah ditindas. Jaringan operasional mereka telah dihancurkan, para pemimpin dan perancang serangan berdarah serta mereka yang bertanggung jawab atas jaringan destruktif mereka telah dibunuh atau ditangkap," ujar Mawlawi kepada TOLO News.
Ratusan penculik, menurut Mawlawi, telah ditangkap dan dibunuh serta lebih dari 200 orang diselamatkan dari cengkeraman mereka karena perjuangan serius melawan para penculik. Ia juga mengatakan bahwa pasukan keamanan telah menghentikan 99 persen penyelundupan uang, batu mulia dan mata uang dari Afghanistan pada tahun lalu.
Mawlawi menolak tuduhan penyelundupan dan penjualan senjata peninggalan pasukan asing dan mengatakan bahwa komisi telah dibentuk untuk memelihara peralatan tersebut.
"Imarah Islam telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan dalam mencegah penyelundupan senjata di Afghanistan dan dari Afghanistan ke luar negeri. Dalam dua tahun terakhir, ratusan penyelundup berhasil ditangkap dan puluhan ribu senjata telah berhasil dikumpulkan dari pihak yang tidak bertanggung jawab. Sekarang di beberapa negara tetangga terdapat pusat produksi, penyelundupan dan penjualan senjata dan mereka beroperasi," jelas Mawlawi kepada TOLO News.
Ketegangan antara Kabul dan Islamabad meningkat ketika ratusan ribu warga Afghanistan meninggalkan Pakistan setelah pihak berwenang mulai mengejar orang asing yang mereka katakan berada di negara itu secara ilegal, dengan pergi dari rumah ke rumah untuk memeriksa dokumentasi migran, sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan pada 31 Oktober.
Pakistan menuduh Afghanistan dimanfaatkan oleh kelompok teror Tehrik-i-Taliban Pakistan (TTP) untuk melancarkan serangan teror di Pakistan.
Menurut saluran berita Voice of America (VOA), pada tahun 2023, pemboman dan serangan senjata yang dipimpin oleh TTP telah menewaskan hampir 1.000 warga Pakistan, setengah dari mereka adalah pasukan keamanan, secara nasional, yang merupakan jumlah korban jiwa tertinggi dalam enam tahun.
Perdana Menteri Pakistan Anwaar-ul-Haq Kakar mengatakan dalam sebuah pernyataan bulan lalu bahwa setidaknya 16 warga Afghanistan telah melakukan bom bunuh diri di negaranya, sementara 65 lainnya dibunuh oleh pasukan Pakistan dalam operasi kontraterorisme. Namun Taliban membantah tuduhan Pakistan bahwa Afghanistan mendukung teroris Pakistan.
Penulis adalah seorang jurnalis senior yang tinggal di Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H