Polisario, yang didirikan pada tahun 1975 oleh El-Ouli Mustapha Sayed dan kawan-kawan, merupakan organisasi sayap kiri dengan gagasan komunis. Organisasi ini terkenal atas kekerasannya. Mereka telah melakukan penculikan, penyelundupan, pembajakan, pembantaian dan penyiksaan terhadap orang-orang Sahrawi.
Pada tahun 1981, SADR bergabung dengan Organisasi Uni Afrika (OAU) dengan dukungan Aljazair, Afrika Selatan dan Angola. Aneh sekali karena SADR bukanlah negara yang tidak punya tanah dan rakyat. Namun, republik tersebut diakui oleh 84 negara, termasuk 37 negara Afrika.
SADR telah kehilangan dukungan diplomatik dari banyak negara. Sekitar 48 negara telah menarik pengakuan mereka atau membekukan hubungan dengan SADR. Artinya hanya 36 negara, termasuk 19 negara Afrika yang masih mengakui SADR sebagai sebuah negara. Beberapa negara Afrika telah mengubah persepsi mereka terhadap SADR dan mulai mendukung Sahara Maroko.
Pada tahun 2007, Maroko mengumumkan inisiatif penting untuk memberikan otonomi yang lebih besar kepada wilayah Sahara. Rencana otonomi telah diserahkan kepada Dewan Keamanan PBB. Jika Polisario menerima rencana otonomi Maroko, masyarakat Sahrawi akan hidup damai dan menikmati kemakmuran di bawah kedaulatan Maroko.
Penulis adalah seorang jurnalis senior yang tinggal di Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H