Para penambang lubang tikus berhasil menggali 10 meter hingga ujung terowongan Silkyara dalam waktu 48 jam yang gagal dilakukan oleh mesin bor besar. Pada tanggal 28 November, seluruh 41 pekerja yang terjebak berhasil diselamatkan.
"Saya memindahkan batu terakhir dan melihat mereka. Lalu saya pergi ke sisi lain. Mereka memeluk kami, mengangkat kami. Dan berterima kasih kepada kami karena telah mengeluarkannya," kata Munna Qureshi, penambang lubang tikus, kepada wartawan pada 28 November setelah keluar dari terowongan Silkyara.
Qureshi dipuji sebagai pahlawan dalam operasi penyelamatan. Ia dan rekan-rekannya merangkak ke dalam pipa sepanjang 800 m dan membersihkan puing-puing sepanjang 12 m pada bagian terakhir dalam waktu kurang dari 18 jam.
"Mereka percaya diri dan bersikap tenang terhadap pekerjaan yang mereka lakukan, bersedia 'melakukan apa pun [...] tanpa alat khusus seperti itu'," ujar Letjen (purn) Syed Ata Hasnain, yang ditugaskan untuk mengawasi operasi tersebut, kepada situs web NDTV.
"Operasi penyelamatan ini dapat dinilai sebagai salah satu yang terbesar di dunia ketika upaya manusia dilakukan secara maksimal," komentar surat kabar Asian Lite baru-baru ini.
Setelah penyelamatan, sorak-sorai dan slogan-slogan terdengar di luar terowongan ketika orang-orang menyambut ambulans yang membawa para pekerja ke pusat kesehatan masyarakat sementara penduduk setempat tersebar di jalan.
Penulis adalah seorang jurnalis senior yang tinggal di Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H