Kakar lebih lanjut menyatakan bahwa TTP terus menggunakan tanah Afghanistan untuk kegiatan terornya terhadap Pakistan.
Perdana menteri sementara juga menyampaikan kekhawatirannya atas sisa peralatan militer Amerika di Afghanistan, dengan mengatakan senjata-senjata itu dijual di pasar gelap dan digunakan dalam kegiatan teror tidak hanya di Pakistan, tetapi juga di seluruh kawasan dan Timur Tengah.
Kakar lebih lanjut menyatakan bahwa pihak berwenang Afghanistan mengetahui fakta-fakta tersebut karena Pakistan telah membagikan rincian ini kepada mereka sejak bulan Februari tahun itu melalui nota protes dua minggu sekali. Ia menambahkan bahwa tim pemantau PBB, dalam laporannya yang dirilis pada bulan Juli tahun itu, dengan jelas menyoroti bahwa pusat-pusat TTP yang berbasis di Afghanistan sedang melakukan operasi teroris terhadap Pakistan.
Namun, dalam pernyataannya, juru bicara pemerintah sementara Taliban Zabihullah Mujahid membantah klaim tersebut.
"Imarah Islam tidak mengizinkan siapa pun menggunakan wilayah Afghanistan untuk melawan Pakistan," lapor Business Recorder yang mengutip pernyataan Mujahid.
"Mengenai klaim baru-baru ini dari perdana menteri sementara Pakistan, kita harus mengatakan bahwa sebagaimana Imarah Islam menginginkan perdamaian dan stabilitas di Afghanistan, mereka juga menginginkan perdamaian di Pakistan [...] Imarah Islam Afghanistan [IEA] tidak bertanggung jawab untuk menjaga perdamaian di Pakistan, mereka harus menyelesaikan masalah internal mereka sendiri dan tidak menyalahkan Afghanistan atas kegagalan mereka."
Menurut Mujahid, karena ketidakamanan meningkat di Pakistan pasca kemenangan Imarah Islam, bukan berarti kita berada di balik ketidakamanan di Pakistan. Senjata aman di Afghanistan, tidak dicuri [...] penyelundupan senjata dilarang dan semua aktivitas ilegal dicegah," klaimnya. Juru bicara pemerintahan sementara Taliban lebih lanjut menyatakan bahwa sebagai "saudara" dan negara tetangga, Afghanistan menginginkan hubungan yang baik dengan Pakistan.
"Pihak Pakistan juga harus memahami niat Imarah Islam dan tidak meragukannya. IEA tidak ingin mencampuri urusan negara lain dan [tidak] mengambil tindakan terhadap mereka," ujar Mujahid.
Hubungan antara Afghanistan dan Pakistan menjadi tegang setelah Pakistan memutuskan untuk mengusir lebih dari 1,7 juta pengungsi ilegal Afghanistan. Mujahid mengatakan langkah ini akan meningkatkan ketidakpercayaan masyarakat Afghanistan terhadap Pakistan, lapor Saluran berita Afghanistan TOLOnews.