Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Apakah Nepal Beralih dari 'Kebijakan Satu China' untuk Mengadopsi 'Prinsip Satu China' Milik China?

8 Oktober 2023   20:19 Diperbarui: 8 Oktober 2023   20:21 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perdana Menteri Nepal Pushpa Kamal Dahal "Prachanda" (kiri) bersalaman dengan Presiden China Xi Jinping. | Sumber: Epardafas

Kunjungan Perdana Menteri Nepal Pushpa Kamal Dahal "Prachanda" ke China baru-baru ini telah memicu dilema mengenai sikap Nepal terhadap "Kebijakan Satu China" versus "Prinsip Satu China", lapor majalah online epardafas.

Setelah kunjungan delapan harinya ke China, ia kembali ke Nepal pada tanggal 30 September, meninggalkan banyak pertanyaan, manakah yang akan dianut oleh Nepal. Ia mengunjungi China dari tanggal 23 hingga 30 September.

Baik "Kebijakan" maupun "Prinsip", keduanya mungkin terlihat serupa namun ada banyak perbedaan di antaranya. Namun, pernyataan yang dikeluarkan selama kunjungan Perdana Menteri Prachanda ke China dan pernyataan bersama setelahnya menyebutkan "Kebijakan Satu China" dan "Prinsip Satu China", semakin memperumit masalah ini.

Pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh Nepal dan China sehari setelah pertemuan bilateral antara Perdana Menteri Prachanda dan mitranya dari China, memuat istilah "Prinsip Satu China".

"Pihak Nepal telah menegaskan kembali komitmen tegasnya terhadap prinsip Satu China. Mengakui bahwa pemerintah China adalah satu-satunya pemerintah sah yang mewakili seluruh China dan bahwa Taiwan adalah bagian yang tidak dapat dicabut dari wilayah China, pihak Nepal menentang 'kemerdekaan Taiwan'," ungkap pernyataan bersama tersebut.

Di masa lalu, Nepal secara konsisten mengacu pada "Kebijakan Satu China" dalam pernyataan dan komunike bersama dengan China. Terminologi yang digunakan Nepal selama ini adalah "Kebijakan Satu China". Namun, pernyataan bersama selama kunjungan Perdana Menteri Prachanda menandai pertama kalinya "prinsip" diganti dengan "kebijakan". Perubahan ini terjadi setelah pertemuan Perdana Menteri Prachanda dengan Presiden China Xi Jinping di Hangzhou tiga hari sebelum dikeluarkannya pernyataan bersama dari Beijing.

Pernyataan yang dikeluarkan Kedutaan Besar Nepal di Beijing usai pertemuan dengan Presiden Xi menyebutkan bahwa Perdana Menteri Prachanda menegaskan kembali komitmennya terhadap kebijakan satu China.

"Presiden Xi Jinping mengungkapkan kebahagiaannya atas persahabatan yang erat, hubungan bertetangga yang baik dan kerja sama bilateral antara Nepal dan China. Ia memuji kebijakan satu China Nepal dan menyatakan dukungan China terhadap kedaulatan, integritas geografis dan pembangunan ekonomi Nepal," bunyi pernyataan tersebut.

Sekembalinya dari China, Perdana Menteri Prachanda secara pribadi membacakan catatan pers di Bandara Internasional Tribhuvan, yang tidak menyebutkan "Prinsip Satu China". Catatan pers hanya menyebutkan 'Kebijakan Satu Tiongkok' satu kali.

"Nepal selalu berkomitmen terhadap kebijakan satu China. Menegaskan kembali komitmen ini, Perdana Menteri Prachanda menyatakan bahwa hubungan antara Nepal dan China akan didasarkan pada prinsip-prinsip Panchsheel, persahabatan yang baik, kemitraan timbal balik, menghormati nilai-nilai dan hukum internasional dan tindakan di masa depan yang bertujuan untuk meningkatkan hubungan ini," ucap Perdana Menteri Prachanda sambil menceritakan pencapaian kunjungannya ke China.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun