Oleh Veeramalla Anjaiah
Pada kesempatan peringatan 154 tahun kelahiran Mahatma Gandhi, Pemerintahan Tibet Pusat menyelenggarakan upacara resmi di Dharamsala, India Utara, rumah bagi komunitas besar Tibet di pengasingan. Para menteri pemerintah Tibet di pengasingan dan anggota staf Administrasi Pusat Tibet berkumpul di Taman Gangkyi untuk memberikan penghormatan kepada Mahatma Gandhi dan berdoa untuk perdamaian di Tibet.
Gandhi lahir pada tanggal 2 Oktober 1869, di kota Porbandar Gujarat, India. Gandhi, yang bernama asli Mohandas Karamchand Gandhi, melakukan perlawanan tanpa kekerasan dan berada di garis depan perjuangan kemerdekaan India melawan pemerintahan kolonial Inggris.
Peringatan kelahiran Gandhi dirayakan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, pada 2 Oktober sebagai Hari Tanpa Kekerasan Internasional.
Tharlam Dolma, Menteri Pendidikan pemerintah Tibet di pengasingan, menyoroti jalur non-kekerasan dan kebenaran Gandhi, dengan menegaskan bahwa ajarannya tetap lebih relevan dari sebelumnya. Ia mengungkapkan harapannya bahwa China pada akhirnya akan memahami bahwa semangat Tibet tidak dapat dengan mudah dipadamkan, apa pun kebijakan yang mereka ambil.
"Pemikirannya lebih relevan dari sebelumnya. Gandhi ji telah melakukan banyak hal dengan mengadopsi jalur non-kekerasan dan kebenaran dan saya pikir ini telah memberikan contoh yang bagus bagi kami orang Tibet tentang bagaimana kami bisa mendapatkan kembali negara kami," lapor kantor berita ANI mengutip ucapan Tharlam.
Tharlam lebih lanjut menyatakan harapannya bahwa suatu hari nanti China juga akan belajar bahwa apa pun kebijakan yang mereka ambil, semangat Tibet tidak dapat dihitung mundur dengan mudah.
"Mudah-mudahan waktunya akan tiba dan China pasti akan belajar dan mereka juga akan memahami bahwa tidak peduli kebijakan penindasan apa pun yang mereka ambil, semangat Tibet tidak dapat dihitung mundur dengan mudah," kata Tharlam.
Wakil Ketua Parlemen Tibet di pengasingan Tibet, Dolma Tsering, menekankan pentingnya non-kekerasan dan pentingnya toleransi di antara umat manusia.
"Ini adalah hari yang sangat penting bagi masyarakat Tibet dan seluruh dunia karena hari ini dirayakan secara internasional sebagai hari tanpa kekerasan dan tanpa kekerasan berarti tidak hanya tanpa kekerasan secara fisik melalui ucapan atau melalui pemikiran Anda tetapi juga terhadap orang lain sehingga ini sangat penting," ANI melaporkan mengutip ucapan Tsering.