Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pulang atau Dideportasi: Pakistan akan Memulangkan Paksa 1,7 Juta Pengungsi Iilegal Afghanistan

5 Oktober 2023   14:56 Diperbarui: 5 Oktober 2023   15:45 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh Veeramalla Anjaiah

Pakistan telah mengumumkan rencana untuk memulangkan 1,73 juta pengungsi Afghanistan pada tanggal 1 November. Menurut ringkasan sirkulasi yang dikeluarkan pada 26 September, Kabinet Federal Sementara Pakistan menyetujui langkah tersebut, dan Menteri Dalam Negeri Sarfraz Bugti lebih lanjut menyatakan bahwa gugus tugas akan dibentuk untuk menyita bisnis, properti dan aset milik para pengungsi.

"Kami telah memberi mereka batas waktu di tanggal 1 November. Jika mereka tidak pergi, seluruh lembaga penegak hukum di provinsi atau pemerintah federal akan digunakan untuk mendeportasi mereka," jelas Bugti dalam laporan media pemerintah.

Keputusan tersebut diambil dengan latar belakang serangan teror dan bentrokan perbatasan dengan Afghanistan baru-baru ini. September lalu saja, dua serangan bom bunuh diri terhadap masjid di kota Mastung dan Hangu, keduanya terletak di dekat perbatasan Afghanistan-Pakistan, mengakibatkan 65 korban jiwa. Selain itu, pemerintah Pakistan mengungkapkan bahwa 14 dari 24 aksi bom bunuh diri di negara tersebut pada tahun ini dilakukan oleh warga negara Afghanistan.

"Tidak diragukan bahwa kami diserang dari dalam Afghanistan, dan warga negara Afghanistan terlibat dalam serangan terhadap kami. Kami punya bukti," kata Bugti seperti dikutip situs Aljazeera.

Torkham, titik penyeberangan perbatasan tersibuk antara kedua negara, juga ditutup selama sembilan hari menyusul penembakan oleh penjaga patroli dari kedua belah pihak.

Anak-anak pengungsi Afghanistan sedang berdiri di depan sebuah sekolah di Islamabad, Pakistan. | Sumber: UNHRC/Roger Arnold
Anak-anak pengungsi Afghanistan sedang berdiri di depan sebuah sekolah di Islamabad, Pakistan. | Sumber: UNHRC/Roger Arnold

Pemerintahan Taliban mengatakan keputusan Pakistan untuk mendeportasi 1,7 juta pengungsi Afghanistan pada 1 November tidak dapat diterima.

Menurut kantor berita Reuters, Pakistan mengklaim bahwa Taliban mendirikan bangunan ilegal di wilayahnya. Sementara itu, kelompok tersebut membantah klaim tersebut, dengan mengatakan bahwa para penjaganya hanya berusaha untuk memperbaiki pos keamanan lama ketika mereka ditembaki.

Dalam artikel surat kabar The Express Tribune, terdapat spekulasi bahwa keputusan pengusiran para pengungsi dilakukan sebagai respons atas keengganan Taliban Afghanistan menindak Taliban Pakistan, atau Tehrik-e-Taliban Pakistan (TTP).

Utusan Khusus Pakistan untuk Afghanistan, Duta Besar Asif Durrani, beberapa waktu lalu mengunjungi Kabul untuk membahas masalah ini dengan pemerintah Taliban tetapi hanya mendapatkan janji kosong.

Pakistan adalah rumah bagi 4,4 juta pengungsi Afghanistan, dan 1,73 juta di antaranya tidak memiliki visa atau dokumen resmi. Namun, bahkan mereka yang memiliki dokumentasi yang baik pun tidak aman dari penganiayaan oleh pemerintah Pakistan.

Dalam postingan akhir-akhir ini di X, Kedutaan Besar Afghanistan di Islamabad menulis, "Meskipun pihak berwenang Pakistan berulang kali berjanji, penangkapan dan pelecehan terhadap para pengungsi Afghanistan oleh polisi di Pakistan terus berlanjut. Lebih dari 1.000 warga Afghanistan telah ditahan dalam dua minggu terakhir meskipun setengah dari mereka memiliki hak hukum untuk berada di sini."

Pengungsi Afghanistan sedang mendemo di Islamabad. Mereka meminta PBB untuk mempercepat suaka mereka. | Sumber: Raja Imran/Pacific Press/SIPA USA
Pengungsi Afghanistan sedang mendemo di Islamabad. Mereka meminta PBB untuk mempercepat suaka mereka. | Sumber: Raja Imran/Pacific Press/SIPA USA

Meskipun rincian mengenai bagaimana Pakistan akan menerapkan tindakan tersebut belum diketahui, tindakan ini telah menerima kritik global.

"Setiap pemulangan pengungsi harus dilakukan secara sukarela dan tanpa tekanan apa pun untuk memastikan perlindungan bagi mereka yang mencari keselamatan," tutur Qaisar Khan Afridi, juru bicara Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), kepada kantor berita Anadolu.

Pakistan dan Afghanistan adalah tetangga dan berbagi perbatasan sepanjang 2.670 kilometer persegi. Akibat perang Afghanistan yang berkepanjangan, jutaan warga Afghanistan melintasi perbatasan ke Pakistan dan mencari suaka di sana.

Pakistan merupakan satu-satunya negara yang memberikan pengakuan formal kepada pemerintahan Taliban sebelumnya di tahun 1996-2001.

Namun Pakistan tidak mengakui pemerintahan Taliban saat ini seperti banyak negara lainnya di dunia. Hubungan diplomatiknya juga memburuk karena seringnya terjadi konflik di sepanjang perbatasan kedua negara, termasuk baku tembak sporadis dan penutupan perbatasan.

Pakistan juga mengeluhkan Afghanistan yang gagal mengamankan perbatasannya --- sebuah demarkasi era kolonial yang disengketakan oleh setiap pemerintah Afghanistan --- yang memungkinkan para pejuang kelompok bersenjata untuk menyeberang dan menyerang wilayah Pakistan.

Penulis adalah seorang jurnalis senior yang tinggal di Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun