Utusan Khusus Pakistan untuk Afghanistan, Duta Besar Asif Durrani, beberapa waktu lalu mengunjungi Kabul untuk membahas masalah ini dengan pemerintah Taliban tetapi hanya mendapatkan janji kosong.
Pakistan adalah rumah bagi 4,4 juta pengungsi Afghanistan, dan 1,73 juta di antaranya tidak memiliki visa atau dokumen resmi. Namun, bahkan mereka yang memiliki dokumentasi yang baik pun tidak aman dari penganiayaan oleh pemerintah Pakistan.
Dalam postingan akhir-akhir ini di X, Kedutaan Besar Afghanistan di Islamabad menulis, "Meskipun pihak berwenang Pakistan berulang kali berjanji, penangkapan dan pelecehan terhadap para pengungsi Afghanistan oleh polisi di Pakistan terus berlanjut. Lebih dari 1.000 warga Afghanistan telah ditahan dalam dua minggu terakhir meskipun setengah dari mereka memiliki hak hukum untuk berada di sini."
Meskipun rincian mengenai bagaimana Pakistan akan menerapkan tindakan tersebut belum diketahui, tindakan ini telah menerima kritik global.
"Setiap pemulangan pengungsi harus dilakukan secara sukarela dan tanpa tekanan apa pun untuk memastikan perlindungan bagi mereka yang mencari keselamatan," tutur Qaisar Khan Afridi, juru bicara Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), kepada kantor berita Anadolu.
Pakistan dan Afghanistan adalah tetangga dan berbagi perbatasan sepanjang 2.670 kilometer persegi. Akibat perang Afghanistan yang berkepanjangan, jutaan warga Afghanistan melintasi perbatasan ke Pakistan dan mencari suaka di sana.
Pakistan merupakan satu-satunya negara yang memberikan pengakuan formal kepada pemerintahan Taliban sebelumnya di tahun 1996-2001.
Namun Pakistan tidak mengakui pemerintahan Taliban saat ini seperti banyak negara lainnya di dunia. Hubungan diplomatiknya juga memburuk karena seringnya terjadi konflik di sepanjang perbatasan kedua negara, termasuk baku tembak sporadis dan penutupan perbatasan.
Pakistan juga mengeluhkan Afghanistan yang gagal mengamankan perbatasannya --- sebuah demarkasi era kolonial yang disengketakan oleh setiap pemerintah Afghanistan --- yang memungkinkan para pejuang kelompok bersenjata untuk menyeberang dan menyerang wilayah Pakistan.
Penulis adalah seorang jurnalis senior yang tinggal di Jakarta.