Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

China Berupaya Memburu Para Pejabat Inggris, Kata Pemerintah Inggris

19 September 2023   21:34 Diperbarui: 19 September 2023   21:36 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perdana Menteri Rishi Sunak. China merekrut berapa pejabat Inggris sebagai mata-mata. | Sumber: Wikipedia

Oleh Veeramalla Anjaiah

Inggris telah merilis laporan yang mengatakan bahwa mata-mata China menargetkan pejabat Inggris yang memegang posisi sensitif dalam politik, bisnis dan pertahanan sebagai bagian dari kampanye spionase yang semakin canggih untuk mendapatkan akses terhadap rahasia negara, lapor saluran berita Fox News.

Komite Intelijen dan Keamanan Parlemen (ISC) dalam laporannya pada bulan Juli menyebut pendekatan pemerintah Inggris dalam menangani spionase China "sama sekali tidak memadai" dan kurang koordinasi.

Tanggapan resmi pemerintah muncul hanya beberapa hari setelah terungkap bahwa seorang peneliti parlemen ditangkap awal tahun ini karena dicurigai menjadi mata-mata China, sehingga memicu penolakan dari Beijing.

Badan intelijen dalam negeri MI5 juga memperingatkan partai Konservatif yang berkuasa bahwa dua calon anggota parlemen bisa jadi adalah mata-mata China.

"Pemerintah mengakui bahwa skema perekrutan China telah mencoba untuk memburu warga negara Inggris dan sekutunya yang menduduki posisi-posisi penting serta memiliki pengetahuan juga pengalaman sensitif, termasuk dari pemerintah, militer, industri dan masyarakat luas," kata pemerintah dalam sebuah tanggapan setebal 48 halaman.

"Dalam hal spionase, pengumpulan intelijen manusia China sangat produktif, menggunakan jaringan luas individu yang tertanam dalam masyarakat lokal untuk mengakses individu yang berkepentingan --- sering kali diidentifikasi melalui media sosial," menurut laporan pemerintah Inggris tersebut. "Para pengambil keputusan, mulai dari politisi hingga mantan tokoh politik, pejabat senior pemerintah dan militer --- tentu saja merupakan target utama," kutip Fox News dari pernyataan pemerintah.

Laporan baru ini muncul setelah penangkapan seorang peneliti muda parlemen yang dituduh menjadi mata-mata China. Dua akhir pekan lalu, Kepolisian Metropolitan mengonfirmasi bahwa peneliti tersebut termasuk di antara dua pria yang ditangkap pada bulan Maret berdasarkan Undang-Undang Rahasia Resmi. Peneliti tersebut, yang menyangkal melakukan kesalahan apa pun, dikatakan memiliki akses ke beberapa anggota parlemen konservatif, menurut BBC.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly menolak mengatakan apakah dia berkonfrontasi dengan pemerintah China mengenai klaim spionase terhadap peneliti parlemen tersebut, dan menolak berkomentar mengenai "masalah terkait keamanan", ujar BBC. Sebaliknya, Cleverly mengatakan ia dan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak telah berbicara dengan para pemimpin China tentang "intervensi terhadap demokrasi kita".

Menurut Reuters, badan intelijen dalam negeri Inggris MI5 telah menyatakan bahwa mereka melakukan investigasi terhadap aktivitas China tujuh kali lebih banyak dibandingkan yang dilakukan pada tahun 2018 dan berencana untuk melakukan lebih banyak investigasi.

Pemerintah Inggris telah meluncurkan unit untuk menjaga pemilu dari campur tangan asing. Tahun lalu, MI5 mengeluarkan peringatan keamanan yang jarang terjadi, memperingatkan anggota parlemen bahwa tersangka mata-mata China "terlibat dalam aktivitas campur tangan politik" di Inggris, papar Reuters.

Presiden China Xi Jinping. China sedang memburu beberapa pejabat Inggris. | Sumber: politico.eu
Presiden China Xi Jinping. China sedang memburu beberapa pejabat Inggris. | Sumber: politico.eu

Ada juga laporan surat kabar minggu ini bahwa MI5 telah memperingatkan partai yang berkuasa bahwa dua kandidat potensial untuk menjadi anggota parlemen adalah mata-mata China.

Times of London surat kabar juga memperingatkan dalam sebuah laporan minggu lalu bahwa MI5 menyuarakan kekhawatiran bahwa dua kandidat pada tahun 2021 dan 2022 memiliki hubungan khusus dengan China. Partai Konservatif yang berkuasa bertindak berdasarkan saran tersebut, menghalangi mereka untuk ikut serta dalam daftar kandidat yang dapat dicalonkan.

Menurut kantor berita AFP, beberapa anggota partai yang berkuasa ingin Perdana Menteri menggambarkan China sebagai "ancaman sistemik" terhadap Inggris, karena dugaan pelanggaran hak asasi terhadap minoritas Uyghur dan tindakan keras terhadap kebebasan di Hong Kong.

Penulis adalah seorang jurnalis senior yang tinggal di Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun