Mengatasi tantangan awal, menurut website takeonedigitalnetwork.com, semangat Asiya untuk beternak lebah mulai membuahkan hasil. Ia mendirikan tempat pemeliharaan lebahnya sendiri, menempatkan sarang lebah secara strategis di tengah flora yang melimpah di Organisasi Desa Nowbahar. Saat lebah dengan rajin menyerbuki tanaman lokal, desa tersebut menyaksikan peningkatan produktivitas pertanian, semakin memperkuat ikatan antara masyarakat dan usaha perlebahan baru mereka.
"Hingga tanggal 20 April, koloni lebah kami bermigrasi ke tempat yang lebih panas. Setelah itu, kami pergi ke lembah tersebut hingga bulan Desember," jelas Asiya kepada The Kashmir Monitor.
Dedikasi Asiya pada mata pencaharian barunya membuahkan hasil saat ia mulai memanen madu, lilin dan produk lebah berkualitas tinggi lainnya. Dengan akses ke jaringan pasar yang difasilitasi oleh JKRLM, ia menemukan pasar yang siap untuk produknya, tidak hanya di dalam kawasan tetapi juga di luar batas negara.
Saat ini ia melatih lebih dari 1.000 perempuan untuk mendirikan unit berbeda di distriknya.
"Saya juga bekerja sebagai koordinator klaster untuk JKRLM. Ada sekitar 1.000 perempuan yang mendapatkan pelatihan dari saya tentang mendirikan unit usaha. Banyak di antara mereka telah mendirikan peternakan lebah dan yang lainnya menanam jamur untuk mendapatkan uang," papar Asiya kepada The Kashmir Monitor.
Selain mempelajari seni beternak lebah dan meningkatkan pendapatannya, Asiya juga berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan di komunitasnya. Ia telah menginspirasi banyak wanita untuk mengikuti jalannya.
Penulis adalah wartawan senior yang berdomisili di Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H