Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Dokter Kashmir Mengubah Limbah Menjadi Karya Seni, Masuk ke Asia Book of Records

18 Agustus 2023   15:59 Diperbarui: 18 Agustus 2023   16:02 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelukis Tabish Aijaz Khan bersama karyanya dari Jammu dan Kashmir. | Sumber: ANI 

Oleh Veeramalla Anjaiah

Tabish Aijajz Khan adalah seorang dokter medis berusia 25 tahun dari Iqbal Abad di distrik Anantnag di Jammu dan Kashmir (J&K), Wilayah Persatuan (UT) India.

Tabish telah menjadi seniman terkenal dengan membuat bahan limbah menjadi karya seni. Ia telah mendapatkan sebuah entri di Asia Book of Records dan Indian Book of Records untuk jumlah maksimum lukisan pada daun Chinar.

Berbicara dengan kantor berita --- Kashmir News Observer (KNO), Tabish mengatakan bahwa dia berada di standar 4 ketika ia mulai membuat lukisan dan sejak itu, kaligrafi dan membuat karya seni lainnya telah menjadi hasratnya.

"Dulu saya membuat karya seni dari bahan limbah seperti daun Chinar, gelas pecah, batu, balok kayu dan lain-lain sebab orang-orang membuangnya karena dianggap tidak berguna. Saya percaya tidak ada yang tidak berguna dan bahkan hal-hal seperti itu dapat diubah menjadi karya seni yang indah," ujar Tabish kepada KNO.

Tabish mengatakan bahwa membuat karya seni berfungsi sebagai pelepas stres baginya karena ia telah menghubungkan kedua minat tersebut. Setiap kali ia merasa stres, ia membuat karya seni sehingga membuatnya rileks.

"Melukis membantu saya menghilangkan stres dan saya akan melanjutkan hasrat saya dalam segala kondisi dan keadaan. Saya bahkan telah menjual beberapa karya seni saya sementara sebagian besar saya simpan di rumah saya," ungkap Tabish kepada KNO.

Tabish mengatakan bahwa hingga tahun 2016, kaligrafi adalah hobinya, tetapi ketika ia mulai mengunggah karya seninya di media sosial, ia dihargai dan membuat karya seni menjadi hasratnya.

Pelukis Tabish Aijaz Khan bersama penghargaan dari India Book of Records. | Sumber: The Better Kashmir 
Pelukis Tabish Aijaz Khan bersama penghargaan dari India Book of Records. | Sumber: The Better Kashmir 

"Saya bahkan masuk ke Asia Book of Records serta India Book of Records untuk membuat karya seni di atas daun Chinar. Saya juga memenangkan beberapa penghargaan untuk karya seni," tutur Tabish kepada KNO.

Selama lockdown COVID-19, ia memanfaatkan waktunya dengan sangat baik dengan menggambar lebih dari 250 lukisan di daun Chinar. Tindakannya ini membuat namanya masuk dalam buku rekor Asia dan buku rekor India.

"Setelah tiga bulan menyelidiki lukisan saya, nama saya masuk ke dalam buku rekor. Saya sangat senang mendengar berita tersebut. Keluarga saya pun merasakan hal yang sama," jelas Tabish kepada situs berita The Better Kashmir.

Daun Chinar selalu menarik Tabish karena menurutnya daun tersebut adalah duta kecantikan Kashmir.

Tabish berkomitmen pada profesi medisnya. Di samping itu, terkoneksi dengan warna, ia juga berniat untuk membuka galeri seni di distriknya sendiri untuk menampilkan keindahan Kashmir.

"Menjadi dokter yang bekerja dengan baik dan melayani masyarakat adalah prioritas utama saya. Namun, menampilkan sisi positif Kashmir melalui lukisan saya memberi saya kedamaian batin. Jadi, saya akan mengikuti keduanya, profesi saya dan juga hasrat saya," papar Tabish kepada The Better Kashmir.

Selain melukis di atas lembaran kanvas dan kertas, ia juga melukis di atas sampah seperti kulit telur, mug pecah, balok kayu, piring dan batu. Dengan menambahkan warna pada limbah, ia percaya bahwa hal tersebut bisa mengisi warna dalam hidupnya dan juga berfungsi sebagai pereda stres untuknya.

"Dengan melukis di atas benda-benda bekas, saya mengubahnya menjadi karya seni yang indah. Karena saya yakin tidak ada yang tidak berguna. Itu tergantung bagaimana kita memandang objek yang berbeda," terang Tabish kepada The Better Kashmir.

Tabish tidak memiliki latar belakang keluarga seni. Ia menganggapnya sebagai sebuah berkah dari Yang Mahakuasa.

"Meskipun, tidak memiliki latar belakang keluarga seni, kedua orang tua saya selalu mendukung saya sejak awal dan mendorong saya untuk mengikuti hasrat dan profesi saya," kata Tabish kepada The Better Kashmir.

"Kita harus selalu melakukan apa yang memberi kita ketenangan pikiran. Selain itu, orang tua juga harus mendukung anak-anak mereka karena mereka adalah tulang punggung mereka yang sebenarnya," ujar Tabish dalam sebuah pesan kepada para pemuda-pemudi.

Tabish telah menjadi inspirasi bagi banyak anak muda di J&K. Ia menasihati mereka bahwa mereka harus menghindari membuang-buang waktu dalam kegiatan yang sia-sia tetapi mereka harus mengerjakan hal-hal yang memberdayakan bagi mereka.

Penulis adalah seorang jurnalis senior yang tinggal di Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun