Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ulama Mendesak Umat Islam di Jammu dan Kashmir untuk Mengikuti Jalan Nabi Muhammad

19 Juli 2023   19:58 Diperbarui: 19 Juli 2023   20:02 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pembicara seminar "Tanggung Jawab Ulama dalam Keselamatan Negara" di Srinagar. | Sumber: ANI

Oleh Veeramalla Anjaiah

Ulama di Jammu dan Kashmir (J&K), Wilayah Persatuan (UT) India, telah meminta umat Islam di J&K baru-baru ini untuk mengikuti jalan Nabi Muhammad, yang selalu lebih memilih perdamaian daripada kekerasan dan mempromosikan persahabatan serta persaudaraan dengan segala cara.

J&K adalah wilayah mayoritas Muslim di India, yang memiliki 10,24 juta Muslim dari 15 juta populasi.

Para Ulama membuat permintaan tersebut dalam seminar bertajuk "Tanggung Jawab Ulama dalam Keselamatan Negara", yang digelar pada tanggal 2 Juli 2023 di Srinagar.

Menurut kantor berita ANI, seminar tersebut diselenggarakan oleh Front Keadilan Rakyat Jammu dan Kashmir (JKPLF), sebuah partai politik di J&K.

Seminar tersebut dihadiri oleh berbagai ulama, aktivis sosial dan intelektual dari berbagai negara bagian di India.

Saat berbicara di seminar, Molana Syed Saayim Mahdi, seorang cendekiawan agama, mengatakan bahwa satu-satunya tanggung jawab Ulama adalah mendalilkan interpretasi faktual, otentik, konseptual dan kontekstual Al-Qur'an serta Hadits kepada umat Islam untuk membangun negara yang sejahtera dan damai, mencegah penyebaran radikalisasi dan ekstremisme yang tidak hanya menodai umat Islam secara psikologis, ekonomi dan sosial, tetapi juga mencemarkan citra Islam yang sebenarnya --- agama yang damai dan harmonis. Ia mendesak para Ulama untuk secara teratur mengatasi kejahatan di masyarakat dalam interaksi mereka dengan orang-orang.

Pembicara lain Molana Mirza Yasoob Abbas, seorang cendekiawan, mengatakan bahwa di masa-masa sulit ini, Ulama terkemuka dan dikagumi harus membimbing umat Islam untuk mengambil jalan kesabaran, konsistensi dan optimisme; serta mencegah mereka dari cara berbahaya ekstrimisme dan radikalisasi yang tidak memiliki ruang dalam Islam karena Islam adalah agama jalan moderat, damai dan sejahtera.

Seminar
Seminar "Tanggung Jawab Ulama dalam Keselamatan Negara" di Srinagar sedang berlangsung. | Sumber: ANI

"Muslim tidak boleh percaya pada apa pun dan segala sesuatu yang disiarkan melalui media sosial. Ulama harus mengingatkan masyarakat, agar berhati-hati dalam bermedia sosial. Narasi provokatif dan negatif terhadap negara tidak boleh disebarkan lebih jauh untuk memenuhi rencana jahat musuh kita," lapor ANI mengutip apa yang dikatakan Abbas di seminar tersebut.

Syed Hussain Mahdi Razvi, cendekiawan agama lainnya, mengatakan bahwa tanggung jawab ada pada Ulama dan Muslim yang lebih terdidik untuk mengeksplorasi dan melakukan penelitian sebelum mempercayai apa pun yang dibagikan melalui media sosial. Hanya ini yang dapat mencegah perluasan ekstremisme dan radikalisasi.

Penyebaran radikalisasi, menurut Razvi, memiliki berbagai aspek negatif di India yang dipadukan dengan ujaran-ujaran radikal para ulama yang berujung pada terciptanya situasi kekerasan. Para Ulama harus menahan diri dari menyebarkan sesuatu yang merugikan keamanan nasional karena berdampak pada masyarakat. Kita telah menyaksikan kematian ribuan orang di J&K akibat penyebaran narasi kebencian.

Ia lebih jauh menekankan bahwa Ulama harus mengambil langkah-langkah rasional untuk menafsirkan kembali ayat-ayat Al-Quran dan Hadits untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi umat Islam dan melindungi mereka dari organisasi ekstremis anti-Islam yang menggunakan kutipan selektif dari pidato radikal para Ulama dan memaksa umat Islam yang tidak bersalah untuk mengikuti jalan yang salah demi keuntungan mereka sendiri.

Molana Mustafa Ali Khan Faiz, seorang ulama, mengatakan bahwa para pemuda hari ini akan mewarisi bangsa esok hari. Jika pemuda tidak terlibat dalam membuat bangsa kita lebih baik, mereka mungkin tidak menerima warisan bangsa yang layak. Lebih lanjut beliau menekankan bahwa bangsa yang dibangun oleh pemuda hari ini akan menjadi bangsa yang diwariskan kepada anak-anak mereka sendiri, pemuda hari ini harus menjaga dan mempertahankan kebesaran negara kita serta bekerja untuk menjadikannya lebih baik.

Pembicara lain Ashok Kumar Pandit Karihaloo, seorang cendekiawan agama dan aktivis sosial, mengatakan bahwa warga Kashmir ingin hidup dalam damai dan kita harus bersama-sama mewujudkan kehidupan yang damai untuk memastikan bahwa tidak ada lagi warga Kashmir yang dibunuh oleh kerabat dan saudara mereka serta sesama penduduk asli. Kashmir menyerukan perdamaian dan pembangunan inklusif yang berkelanjutan untuk perbaikan generasi mendatang.

Ashok lebih lanjut mengatakan bahwa sangat diperlukan dialog Intra-Komunitas yang jujur untuk sekali lagi membangun rasa saling percaya, persahabatan dan persaudaraan antara semua bagian untuk memperkuat dan memantapkan gagasan Insaniyat dan Kashmiriyat kebanggaan kami yang telah terancam selama tiga dekade terakhir.

Menurut Ashok, inisiatif untuk membangun rasa saling percaya, keyakinan dan persahabatan antara komunitas minoritas dan mayoritas adalah kebutuhan saat ini dan inisiatif semacam itu adalah untuk kepentingan Kashmiriyat, serta layak untuk mendapat dukungan penuh. Semua orang yang menghasilkan pengaruh apa pun akan membuat orang mengadopsi perdamaian dan harmoni serta menghindari kekerasan dan kebencian.

Molana Syed Muhammad Aslam Rizvi, seorang cendekiawan agama, mengatakan bahwa sayangnya, beberapa elemen anti-nasional telah mengambil keuntungan yang tidak semestinya dari platform media sosial di Kashmir untuk mempertahankan teror, radikalisasi dan kekerasan di Kashmir. Upaya berkelanjutan Islamabad untuk meradikalisasi pemuda di Kashmir menggunakan media sosial merupakan tantangan yang tidak hanya harus dihadapi oleh angkatan bersenjata dan polisi, tetapi kita sebagai anggota masyarakat yang bertanggung jawab juga harus melakukannya.

Peserta seminar
Peserta seminar "Tanggung Jawab Ulama dalam Keselamatan Negara" di Srinagar. | Sumber: ANI

Untuk waktu yang lama, elemen anti-nasional ini telah menggunakan media sosial untuk mengembangkan narasi palsu untuk secara radikal mengubah opini warga Kashmir dalam upaya mengganggu stabilitas dan perdamaian. Ulama perlu menghadapi propaganda semacam itu dan menyampaikan narasi yang benar kepada generasi muda bangsa.

Berbicara pada seminar tersebut, ketua JKPJF Agha Syed Abbas Rizvi menekankan bahwa perdamaian dan pembangunan telah kembali ke lembah setelah pencabutan Pasal 370 dan 35A. Ia mengatakan bahwa negara tetangga kita, Pakistan, kini telah menggunakan narkoba skala besar untuk merusak generasi muda kita di J&K. Narkotika, senjata baru untuk membiayai terorisme di Lembah adalah sebuah "tantangan terbesar". Akibatnya, Lembah Kashmir perlahan menjadi pusat narkoba di India Utara, memiliki lebih dari 67.000 penyalahguna narkoba, 90 persen di antaranya adalah pecandu heroin, dan menggunakan lebih dari 33.000 jarum suntik setiap hari. Masyarakat Kashmir perlu melakukan introspeksi internal dan memperhatikan dengan serius narko-terorisme ini.

Menurut berbagai laporan media, pemerintah baru-baru ini mengungkapkan di Parlemen pada bulan Maret 2023 bahwa hampir 1 juta orang di J&K menggunakan narkoba, ganja, opioid atau obat penenang. Pakistan telah mengirim narkoba ke J&K secara ilegal.

Ia lebih lanjut menekankan bahwa para tetua dan ulama Kashmir melalui platform masjid dan Imambargah perlu terlibat dalam perang melawan narkoba ini dan membimbing pemuda kita untuk terlibat secara bermakna dan berpartisipasi dalam serentetan kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah setelah pencabutan Pasal 370.

Beberapa resolusi diadopsi pada seminar tersebut. Banyak pembicara menyimpulkan bahwa warga Kashmir muak dengan kematian dan kehancuran yang dilancarkan oleh unsur-unsur radikal. Mereka ingin hidup dalam damai dan mempromosikan kehidupan damai sehingga memastikan tidak ada lagi warga Kashmir yang terbunuh. Kashmir menyerukan perdamaian dan pembangunan inklusif yang berkelanjutan untuk perbaikan generasi mendatang dan karenanya Ulama memiliki peran yang lebih besar untuk dimainkan.

"Diputuskan bahwa Ulama India akan berupaya untuk menanamkan patriotisme dan cinta tanah air di kalangan pemuda Kashmir. Ulama akan memulai inisiatif jujur untuk membangun rasa saling percaya, keyakinan dan persahabatan antara komunitas minoritas dan mayoritas. Inisiatif semacam itu adalah untuk kepentingan Kashmiriyat dan layak mendapat dukungan penuh. Selanjutnya, suatu bangsa bukan hanya milik satu orang, tetapi semua, dan bahwa kita harus bekerja demi kebaikan masyarakat," kata seminar itu dalam sebuah resolusi.

Para ulama, menurut ANI, sepakat bahwa Pakistan telah menggunakan agama sebagai alat untuk meradikalisasi umat Islam karena mengganggu perdamaian dan kemakmuran di J&K.

Dalam resolusi lain, seminar tersebut mengatakan bahwa Pakistan telah mengambil keuntungan yang tidak semestinya dari platform media sosial di Kashmir untuk mempertahankan teror, radikalisasi dan kekerasan di J&K. Teroris yang diasuh oleh Pakistan merilis video propaganda di media sosial yang menggambarkan perilaku biadab, tidak manusiawi dan sadis terhadap manusia.

Diputuskan dengan suara bulat pada seminar bahwa para Ulama akan mendorong pemuda Kashmir untuk menggunakan media sosial dengan cara yang tepat demi mempromosikan hak asasi manusia, demokrasi dan perdamaian di masyarakat.

Para ulama percaya bahwa terorisme yang disponsori Pakistan berada pada titik terendah sepanjang masa di J&K sejak pencabutan Pasal 370 dan 35A pada tahun 2019.

Mereka memutuskan bahwa Ulama melalui masjid perlu terlibat dalam perang melawan narkoba dan membimbing para pemuda untuk terlibat secara bermakna dengan serangkaian kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. Mereka juga akan menyebarkan kesadaran masyarakat tentang penyalahgunaan narkoba dan perdagangan narkoba ilegal di J&K. Ini akan menjadi ekspresi tekad kuat para Ulama untuk mewujudkan masyarakat yang bebas narkoba di J&K.

Penulis adalah wartawan senior yang berdomisili di Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun