Oleh Veeramalla Anjaiah
Dengan dominasi ekonomi dan kekuatan militernya yang meningkat, Republik Rakyat China (RRC) telah mengobarkan perang mata-mata di banyak negara, termasuk Amerika Serikat, selama beberapa dekade.
Pertama, ada balon mata-mata China. Kemudian muncul berita tentang kantor polisi rahasia China dengan niat jahat untuk melacak dan mengintimidasi para pembangkang China serta aktivis pro-demokrasi di AS dan negara lain.
Untuk apa kantor-kantor polisi rahasia China di luar negeri ini?
Menurut kelompok hak asasi manusia Safeguard Defenders yang berbasis di Madrid, kantor-kantor polisi rahasia China ini diduga memata-matai para pembangkang China dan lainnya serta operasinya bersembunyi di balik asosiasi nirlaba dan komunitas. Mereka dioperasikan oleh Partai Komunis China (PKC) dan United Front Work Department (UFWD), sebuah badan pemerintah China, yang mengontrol urusan etnis dan agama di luar negeri.
Federal Bureau of Investigation (FBI), menurut majalah Foreign Policy, mengungkap tiga kasus baru-baru ini yang menargetkan dugaan upaya mata-mata dan intimidasi China.
Pada tanggal 17 April, FBI menangkap Lu Jianwang dan Chen Jinping, keduanya warga negara AS, dengan tuduhan menjalankan "kantor polisi luar negeri ilegal" di Chinatown Manhattan di New York City atas nama pemerintah China. Itu adalah kantor polisi, bagian dari Kementerian Keamanan Publik China, yang ditutup musim gugur lalu setelah para operatornya mengetahui bahwa kantor tersebut sedang diselidiki FBI.
Menurut FBI, Lu membantu melacak pembangkang yang tinggal di kota. Pejabat China juga meminta agar ia berpartisipasi dalam demonstrasi menentang Falun Gong, sebuah gerakan keagamaan yang ditindas di seluruh dunia oleh Partai Komunis China.
"Sementara bertindak di bawah arahan dan kendali dari Pejabat MPS [Kementerian Keamanan Publik China], Lu dan Chen membantu untuk membuka dan mengoperasikan kantor polisi rahasia," kata pernyataan Departemen Kehakiman.