Tetapi para aktivis menggambarkan pernyataan China tentang Muslim Uyghur sebagai kebohongan.
"Pemerintah China telah melakukan kebohongan yang sama selama beberapa dekade," tutur Zumretay Arkin, manajer advokasi WUC, kepada VOA.
"Fakta bahwa WUC dinominasikan untuk Penghargaan Nobel Perdamaian adalah bukti bahwa dunia yang bebas dan demokratis telah mengakui pekerjaan WUC sebagai hal yang berharga dan penting. Alih-alih mencemarkan nama baik organisasi semacam itu, pemerintah China seharusnya mendengarkan dunia demokrasi," jelas Arkin.
WUC didirikan pada tahun 2004, di Munich, Jerman, setelah Kongres Nasional Turkistan Timur dan Kongres Pemuda Uyghur Sedunia bergabung menjadi satu organisasi.
"Tujuan utama WUC adalah untuk mempromosikan demokrasi, hak asasi manusia dan kebebasan bagi orang Uyghur dan menggunakan cara damai, tanpa kekerasan serta demokratis untuk menentukan masa depan politik mereka. Dengan mewakili satu-satunya organisasi yang sah dari orang Uyghur baik di Turkistan Timur maupun di luar negeri, WUC berupaya untuk menetapkan arah dalam penyelesaian damai Pertanyaan Turkistan Timur melalui dialog dan negosiasi," papar situs web WUC dalam pernyataannya.
"Saya sangat bangga melihat kerja keras Kongres Uyghur Sedunia untuk mengakhiri genosida Uyghur tidak luput dari perhatian," jelas Dolkun Isa, presiden WUC, dalam pernyataan pers.
Nominasi tersebut juga penting karena merupakan "bentuk dukungan bagi rakyat Uyghur", tutur Isa.
WUC ingin mengulang aksi pemimpin agama dan politik Tibet Dalai Lama ke-14 , Tenzin Gyatso, yang memenangkan Penghargaan Nobel Perdamaian 1989.
Layaknya Muslim Uyghur, umat Buddha Tibet telah menderita dari pemerintahan China yang brutal sejak tahun 1950. Budaya, bahasa dan agama mereka ditindas secara brutal.
Orang-orang Tibet juga telah lama berjuang untuk negara Tibet yang merdeka. Ribuan orang Tibet terbunuh dan banyak lagi yang dipenjarakan oleh rezim Komunis yang brutal di Tibet. Seperti Xinjiang, Tibet juga merupakan negara merdeka sebelum tahun 1949. Baik Xinjiang maupun Tibet diduduki secara brutal oleh Komunis China.