Pakistan yang kekurangan uang mencari dana talangan dari IMF pada tahun 2019. IMF setuju untuk memberikan pinjaman $7 miliar dengan langkah-langkah dan reformasi yang keras. Ini adalah tinjauan kesembilan dari paket $7 miliar. Pencairan dana jatuh tempo pada bulan November 2022 tetapi diseret ke Februari 2023. Jika disetujui, IMF akan memberi Pakistan tahap $1,2 miliar untuk mencegah keruntuhan ekonomi dan membuka arus masuk dari negara-negara sahabat.
Pakistan mengadakan pembicaraan intensif selama 10 hari dengan delegasi IMF di Islamabad --- dari 31 Januari hingga 9 Februari --- tetapi tidak dapat mencapai kesepakatan.
IMF, bagaimanapun, mengatakan dalam pernyataan sebelumnya bahwa kedua belah pihak telah sepakat untuk tetap terlibat dan diskusi virtual akan berlanjut dalam beberapa hari mendatang untuk menyelesaikan rincian implementasi kebijakan, termasuk langkah-langkah pajak, yang dibahas di ibukota Pakistan.
Keduanya bertemu pada 13 Februari secara virtual dan Pakistan mengembalikan draf Memorandum Kebijakan Ekonomi dan Keuangan (MEFP).
Pakistan berpacu dengan waktu untuk menerapkan langkah-langkah pajak dan mencapai kesepakatan dengan IMF karena cadangan negara telah terkuras ke tingkat yang sangat rendah yaitu $2,5 miliar, yang hanya cukup untuk impor selama 16 hari.
Selain krisis ekonomi yang parah, Pakistan menghadapi ancaman besar dari terorisme dan gerakan pemisahan diri di berbagai tempat. Pada bulan Oktober tahun ini, Pakistan harus mengadakan pemilihan umum. Masih harus dilihat apakah Pakistan akan dapat menyelenggarakan pemilu sesuai jadwal mengingat kondisi ekonomi dan politik yang paling buruk saat ini.
Penulis adalah wartawan senior yang berdomisili di Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H