Pakistan sangat membutuhkan paket IMF untuk mencegah dirinya dari kebangkrutan. Perekonomiannya diganggu oleh dua masalah utama defisit fiskal dan defisit neraca berjalan.
"Kami berkomitmen untuk mengendalikan dan mengurangi kedua defisit tersebut. Melalui program IMF, cadangan devisa kita akan meningkat, rupee akan stabil, ekspor dan pengiriman uang kita juga akan meningkat dan masalah pembukaan LC juga akan berhenti," lapor Dawn mengutip perkataan Dar di parlemen.
"Saat ini, yang sangat dibutuhkan adalah kita bersatu dan merumuskan peta jalan ekonomi Pakistan. Sekali lagi saya mengundang semua orang untuk duduk dan mengadopsi satu pendekatan nasional terhadap ekonomi kita."
Pakistan tidak punya pilihan lain untuk bertahan hidup karena sangat membutuhkan paket IMF.
"Kita tidak punya pilihan selain IMF. Semua pemangku kepentingan harus ikut serta," cuit mantan Ketua Dewan Pendapatan Federal (FBR) Pakistan, Shabbar Zaidi.
Tetapi IMF tidak yakin tentang masa depan Pakistan. Gagal bayar atau restrukturisasi utang semakin menjadi kemungkinan nyata di Pakistan. Pemberi pinjaman enggan membantu negara yang kekurangan uang. Pakistan baru-baru ini meminta China, pemberi pinjaman utamanya, untuk merestrukturisasi utangnya sebesar $30 miliar, tetapi Beijing tidak menanggapi hingga hari ini.
"Dengan kredibilitas Pakistan pada titik terendahnya dan elit penguasa tidak menunjukkan tanda-tanda keinginan untuk mengubah gaya hidup mereka, bodoh untuk mengharapkan dunia menyelamatkan kita. Mengapa harus demikian kecuali kita bersedia mengambil tindakan substansial sendiri?" ujar Dawn dalam tajuk rencana baru-baru ini.
Anggaran mini
Dalam upaya memenuhi persyaratan IMF untuk menerima program pinjaman macet, Menteri Dar pada tanggal 15 Februari mempresentasikan RUU Keuangan (Tambahan) 2023 atau "anggaran mini" di Majelis Nasional dan Senat di Islamabad.
Menurut surat kabar harian Dawn, RUU keuangan tersebut mengusulkan untuk menaikkan pajak barang dan jasa (GST) dari 17 persen menjadi 25 persen untuk barang-barang mewah, cukai federal pada tiket pesawat kelas satu dan kelas bisnis, kenaikan cukai pada rokok, semen dan minuman manis. Pemerintah ingin mengumpulkan 170 miliar rupee Pakistan melalui RUU keuangan.
Melalui "anggaran mini", Pakistan bertujuan untuk mengurangi defisit anggaran dan memperluas jaring pengumpulan pajaknya --- untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh IMF.