Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pendidikan Sekolah yang Tidak Terputus di Jammu dan Kashmir

14 Januari 2023   20:23 Diperbarui: 14 Januari 2023   21:26 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak-anak sekolah di Jammu dan Kashmir bahagia untuk menghadiri sekolah mereka. | Sumber: PTI/newindianexpress.com

Oleh Veeramalla Anjaiah

Selama tiga tahun terakhir, ada fenomena baru di Jammu dan Kashmir (J&K), sebuah Wilayah Kesatuan (UT) India. Anak-anak sekolah di J&K telah pergi ke sekolah tanpa gangguan untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun, sebuah tanda yang sangat mengkhawatirkan bagi para separatis, teroris yang didukung Pakistan dan mentor mereka yang selalu ingin membuat masalah di J&K.

Pelajar telah menjadi target utama separatis selama 30 tahun terakhir sehingga sekolah sering ditutup dalam waktu lama dengan alasan yang tidak ada hubungannya dengan pendidikan mereka.

"Fungsi reguler sekolah telah terlalu lama terganggu karena para pembuat onar yang ditujukan untuk pemberontakan telah meminta anak-anak sekolah, baik laki-laki maupun perempuan, untuk menjadi garis depan dalam konfrontasi mereka dengan pihak berwenang. Jadi, setidaknya dua generasi sebagian besar telah dijauhkan dari pendidikan," lapor surat kabar elektronik Kashmir Digest.

Menurut situs Social News XYZ, sekolah ditutup selama sekitar tiga bulan setelah kekerasan jalanan pada tahun 2008 untuk memprotes pembagian tanah ke Dewan Kuil Amarnath. Suatu peristiwa yang tidak menyangkut anak-anak sekolah membuat mereka mengangkat poster berdiri di depan karena mereka tahu pasukan keamanan tidak dapat menggunakan kekerasan kepada mereka.

Pada tahun 2010, sekolah ditutup selama lima bulan karena kekerasan jalanan yang menewaskan 110 orang.

Pada tahun 2016, separatis memobilisasi mahasiswa untuk melawan pasukan keamanan yang membunuh komandan militan muda Hizbul Mujahidin, Burhan Wani. Sekolah ditutup selama sekitar setengah tahun dan beberapa anak muda terbunuh.

Pada tanggal 5 Agustus 2019, Parlemen India telah menghapus Pasal 370 Konstitusi India untuk menghilangkan status khusus J&K.

Menurut kantor berita IANS, paara separatis yang didanai Pakistan dan mentor mereka menggunakan pelajar sebagai pengunjuk rasa garis depan untuk melakukan demonstrasi menentang penghapusan Pasal 370. Akibatnya, sekolah-sekolah Kashmir ditutup karena satu atau lain alasan selama lima bulan.

Tetapi pemerintah India menjelaskan bahwa mereka menghapus Pasal 370 untuk membantu pembangunan Kashmir secara keseluruhan dan rakyatnya. Pengembangan pendidikan dan olahraga bagi pemuda Kashmir telah menjadi prioritas administrasi.

Lebih dari 14.000 anak putus sekolah bergabung kembali dengan sekolah pada sesi ini di bawah program "Kembali ke Desa", sebuah pencapaian besar.

Sekretaris Pendidikan Jammu dan Kashmir Ashok Kumar mengatakan bahwa keuntungan telah dicapai pada musim sekolah ini, terutama dengan lebih dari 200 hari kerja. Sesi akademik yang lebih panjang membantu untuk menyelesaikan silabus.

"Kami telah mendorong para siswa untuk mengikuti kegiatan kurikuler dan kokurikuler yang merupakan bagian dari NEP [Kebijakan Pendidikan Nasional]. Kami juga memberikan mereka pelatihan kejuruan untuk meningkatkan kemampuan kerja mereka," kata Ashok kepada IANS baru-baru ini.

Anak-anak Kashmir senang pergi ke sekolah.

Pelajar Jammu dan Kashmir bentrok dengan aparat kepolisian di Srinagar atas hasutan dari kelompok separatis. | Sumber: abc.net.au/Murali Krishnan
Pelajar Jammu dan Kashmir bentrok dengan aparat kepolisian di Srinagar atas hasutan dari kelompok separatis. | Sumber: abc.net.au/Murali Krishnan

"Anak-anak Kashmir menyukai sekolah mereka. Mereka bukan peserta protes spontan yang diorganisir oleh separatis. Tetapi akibat disinformasi dan isolasi Lembah yang direncanakan, sebelumnya mudah untuk menghasut emosi negatif pada kaum muda," lapor Kashmir Digest beberapa waktu lalu.

Menurut sebuah artikel terkini di surat kabar The Sunday Express, anak-anak Kashmir sangat mencintai sekolah mereka saat ini. Mereka memberi tahu guru mereka betapa mereka tidak suka belajar di ponsel pintar selama masa COVID-19.

Banyak hal telah berubah di J&K. Orang tua menyadari kerusakan psikologis yang dialami anak-anak mereka akibat penutupan sekolah.

"Saya pikir ini adalah pertama kalinya, setidaknya dalam hidup saya, sekolah-sekolah tetap buka begitu lama," kata seorang ayah dari seorang siswa perempuan kepada The Sunday Express akhir-akhir ini.

"Ia tampaknya menarik diri, akan membentak dan marah karena masalah kecil. Tapi semua itu berubah sekarang setelah ia kembali ke sekolah," ujarnya sambil menjelaskan dampak penutupan sekolah terhadap anak-anak sekolah.

Pemerintah, siswa dan orang tua mereka telah bertekad untuk menjauhkan para pelajar dari pengaruh Pakistan.

Adalah fakta bahwa Pakistan tidak tertarik untuk mendidik anak-anaknya. Pakistan telah menghancurkan perkembangan pendidikan di Afghanistan dengan membawa kembali Taliban untuk mereduksi negaranya menjadi wilayah liar. Tapi rencana ini tidak akan berhasil lagi di Kashmir. 

Selama tiga dekade pemberontakan di J&K, elemen separatis menggunakan pelajar sebagai pion mereka untuk menutup sekolah dalam waktu lama. Sekarang pendidikan sekolah yang tidak terputus di J&K membuat takut para separatis dan mentor mereka karena mereka tidak lagi menggunakan anak sekolah untuk alasan politik mereka.

Penulis adalah wartawan senior yang berdomisili di Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun