Trong telah menekankan pentingnya kemitraan strategis dan ikatan tradisional antara kedua negara.
Ia mengusulkan kedua negara untuk mempererat dan memperdalam hubungan lintas saluran, memanfaatkan mekanisme kerja sama sebaik-baiknya dan mempromosikan kerja sama dalam pertahanan dan keamanan nasional. Ia juga menyarankan agar Vietnam dan Indonesia dengan giat memacu hubungan ekonomi untuk mencapai neraca perdagangan serta bekerja sama secara erat dalam isu-isu regional dan internasional khususnya Laut Timur (LCS).
Pada bulan November 2022, Presiden Jokowi dan Perdana Menteri Chinh melakukan pertemuan bilateral di sela-sela KTT ASEAN 2022 di Phnom Penh.
Kemudian tibalah kunjungan Presiden Phuc ke Indonesia.
Para pemimpin Vietnam sangat menghormati dan memiliki kasih sayang yang besar terhadap kepemimpinan serta rakyat Indonesia, menunjukkan tingkat kepercayaan dan keinginan yang tinggi untuk tetap bersatu. Oleh karena itu, mereka menaruh harapan besar pada posisi dan prestise Indonesia. Di mata rakyat Vietnam maupun di bawah kepemimpinan senior, Indonesia adalah negara yang sangat harmonis dan bersahabat serta siap untuk memikul tanggung jawab untuk kawasan dan dunia karena meningkatnya status Indonesia.Â
Selama kunjungan tiga harinya ke Indonesia, Phuc diperkirakan akan membahas keseluruhan hubungan bilateral serta isu-isu regional dan global dengan tuan rumah Presiden Indonesia Jokowi. Kedua pemimpin juga akan membahas cara dan sarana untuk meningkatkan perdagangan bilateral, investasi bersama dan memperluas kerja sama di berbagai bidang.
Setelah berhasil mencapai target perdagangan sebelumnya sebesar AS$10 miliar, yaitu $11,53 miliar pada tahun 2021, kedua negara menetapkan target perdagangan baru sebesar $15 miliar pada tahun 2028 di bulan Juli tahun ini.
Mungkin tidak sulit untuk mencapai target perdagangan $15 miliar mengingat kinerja ekonomi kedua negara yang mengesankan.
Selama 10 bulan pertama tahun ini, perdagangan bilateral telah mencapai $10,92 miliar dan mungkin di atas $12 miliar sepanjang tahun 2022.
Vietnam terutama mengimpor pupuk, bensin, bahan pengemas, mesin, kain, kertas dan kembang gula dari Indonesia sementara mengekspor beras, minyak mentah, semen, komponen elektronik dan produk pertanian ke negara kepulauan terbesar di dunia ini.