Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perancang Busana Sadia Mufti Membantu Pemerintah J&K untuk Mengekang Covid-19

30 Agustus 2022   18:26 Diperbarui: 30 Agustus 2022   18:29 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh Veeramalla Anjaiah

Wilayah Jammu dan Kashmir (J&K) di India telah menghadapi tantangan meningkatnya pengangguran, ketidakstabilan politik, terorisme dan pengaturan masyarakat yang konservatif untuk waktu yang lama. Pandemi COVID-19 membawa masalah baru.

Dalam upaya untuk mengatasi tantangan ini, banyak wanita Kashmir memulai bisnis mereka sendiri untuk mencoba peruntungan. Beberapa wanita telah menunjukkan keterampilan wirausaha mereka yang luar biasa dan berhasil dalam bisnis mereka.

Sadia Mufti, perancang busana yang berusia 30 tahun dari Srinagar, adalah salah satu wanita yang sukses dalam bisnisnya.

Mufti, lulusan sains, telah membuka toko desainer di Srinagar, ibu kota musim panas Wilayah Persatuan J&K, pada tahun 2014. Namun banjir yang melanda dan seringnya kerusuhan politik membuatnya hampir bangkrut selama dua tahun pertama. Tapi ia tidak pernah menyerah.

Mufti mencoba semua trik yang ada untuk tidak hanya bertahan tetapi juga untuk mengembangkan bisnisnya. Ia menciptakan mereknya sendiri Hangers The Closet.

Menurut surat kabar Business Standard, Mufti memiliki dua toko mode terkemuka --- satu di Jehangir Chowk dan satu lagi di Hazratbal --- di Srinagar.

Mufti melakukan pekerjaan yang luar biasa, yang di luar profesi utamanya, selama pandemi COVID-19 untuk membantu pemerintah daerah.

Alih-alih mendesain busana fashion, Mufti justru merancang alat pelindung diri.

"Kami mempresentasikan sampel alat pelindung diri kepada para ahli di rumah sakit Lembah Kashmir, dan mereka telah disetujui untuk produksi massal. Masker tiga lapis kami telah disetujui," kata Mufti kepada surat kabar The Hindu baru-baru ini.

Alat pelindung diri Mufti berbeda dengan persediaan rutin.

Tenaga kesehatan memakai alat pelindung diri untuk membawa jenazah korban COVID-19 di kota Jammu, India. | Sumber: PTI
Tenaga kesehatan memakai alat pelindung diri untuk membawa jenazah korban COVID-19 di kota Jammu, India. | Sumber: PTI

"Alat ini memiliki sepatu bot dan tudung, yang menutupi wajah kecuali mata, utuh. Jahitannya sedemikian rupa sehingga mudah bagi petugas medis untuk memakainya," katanya.

Peralatannya termasuk topeng tiga lapis, yang langsung populer di J&K.

Ia mengumpulkan pejuang wanita, termasuk penjahit, perancang busana dan sukarelawan mahasiswa, untuk berperang melawan pandemi COVID-19.

Mufti dan timnya yang terdiri dari 270 orang mampu memproduksi 500 buah alat pelindung diri dan hingga 3.000 masker wajah tiga lapis per hari.

"Saya cukup beruntung memiliki sumber daya ini," kata Mufti kepada The Hindu.

Berkat komitmen kuat pemerintah J&K, Mufti dan relawannya, pandemi COVID-19 dapat ditangani dengan baik. J&K telah berhasil memvaksinasi 100 persen dari semua orang yang telah memenuhi syarat di wilayah tersebut. COVID-19 sekarang terkendali di J&K.

Di Indonesia, kita juga sukses dalam vaksinasi COVID-19. Pemerintah telah berhasil memberikan 203,31 juta vaksin dosis pertama (per 29 Agustus) dari target 208,26 juta orang.

Banyak yang memuji karya Mufti dan timnya.

Menurut akun twitter Mufti @sadia_mufti, ia ditampilkan di banyak surat kabar dan majalah terkenal seperti Majalah Femina, The Hindu, BBC, TRT World, The Independent, Hindustan Times, WION dan lainnya atas kesuksesannya dalam desain fesyen dan pekerjaan kemanusiaannya.

Penulis adalah seorang jurnalis senior yang tinggal di Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun