Pada bulan Juni 2022, BJP menominasikan Murmu sebagai kandidat Aliansi Demokratik Nasional (NDA) untuk pemilihan presiden. Lawannya adalah Yashwant Sinha, mantan politisi BJP dan sekarang menjadi kritikus Perdana Menteri Narendra Modi. Partai oposisi mendukung Sinha dalam pemilihan presiden.
Pencalonan Murmu dipandang sebagai penjangkauan BJP ke 110 juta komunitas suku India, yang terdiri dari sekitar 9 persen dari 1,41 miliar penduduknya. Orang-orang suku kebanyakan tinggal di negara bagian Odisha, Madhya Pradesh, Chhattisgarh, Jharkhand dan Nagaland.
"BJP ingin mengimbangi anti-pejabat [persepsi] dalam 10 tahun terakhir pada tahun 2024, dan salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan mencari basis suara baru," kata kolumnis politik Neerja Choudhary kepada Reuters.
Dengan pandangan yang serupa, seorang jurnalis India mengatakan pencalonan Murmu adalah bagian dari strategi besar Modi.
"Kebutuhan elektoral strategis partainya untuk mengidentifikasi secara dekat dengan pemilih suku memiliki sinergi sempurna dengan salah satu prioritas negara yang paling mendesak --- untuk membawa komunitas suku ke arus utama India," tulis Sheela Bhatt, seorang jurnalis senior India, di Gulf News baru-baru ini.
Tidak seperti Presiden kita, Presiden India dipilih secara tidak langsung. Artinya, tidak ada pemungutan suara langsung.
Menurut harian berbahasa Inggris The Hindu, Presiden India dipilih oleh sebuah kolese elektoral (electoral college).
Kolese elektoral adalah kumpulan pemilih yang terdiri dari anggota terpilih dari dua lembaga Parlemen dan majelis legislatif dari semua Negara Bagian.
Setiap nilai suara berbeda. Setiap suara anggota parlemen membawa nilai suara tetap 700.
Namun dalam kasus MLA, nilai suara dihitung berdasarkan jumlah penduduk Negara Bagian, yang berbeda antara satu Negara Bagian dengan Negara Bagian lainnya.