Oleh Veeramalla Anjaiah
Baru-baru ini, kita telah mendengar tentang pengelompokan baru seperti Dialog Keamanan Kuadrilateral (Quad), AUKUS (Australia, Inggris dan Amerika Serikat) dan Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik (IPEF).
Pernahkah Anda mendengar tentang pengelompokan baru yang disebut I2U2?
Kelompok ini dibentuk baru 12 hari yang lalu, tepatnya pada tanggal 14 Juli, oleh India, Israel, Uni Emirat Arab (UEA) dan Amerika Serikat. Nama I2U2 berasal dari huruf awal masing-masing negara (dalam Bahasa Inggris).
KTT I2U2 pertama, virtual, dihadiri oleh Perdana Menteri India Narendra Modi, Perdana Menteri Israel Yair Lapid, Presiden UEA Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan dan Presiden AS Joe Biden. Pertemuan tersebut diadakan selama kunjungan Biden ke Timur Tengah dari 13 hingga 16 Juli.
Tujuan utama dari KTT I2U2 Pertama adalah untuk membuat konsep dan bersama-sama mempromosikan investasi di bidang air, energi, transportasi, ruang angkasa, kesehatan dan ketahanan pangan.Â
Keempat pemimpin telah sepakat bahwa negara mereka harus memodernisasi infrastruktur dengan bantuan modal dan keahlian sektor swasta, untuk mencari cara mengurangi emisi karbon di industri-industri tersebut.Â
Mereka juga membahas cara dan sarana untuk memperkuat kemitraan ekonomi dalam perdagangan dan investasi.
Menurut Gedung Putih, kelompok I2U2 telah dibentuk sebagai bagian dari upaya pemerintahan Biden untuk memberikan energi kembali dan merevitalisasi aliansi Amerika di seluruh dunia.
Ide untuk membentuk I2U2 muncul saat kunjungan Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar ke Israel pada bulan Oktober 2021. Saat itu, para menteri luar negeri keempat negara mengadakan pertemuan virtual dan sepakat untuk membentuk International Forum for Economic Cooperation. Kemudian, mereka mengubah nama kelompoknya menjadi I2U2.
"Dilahirkan sebagai hasil dari Perjanjian Abraham, I2U2 pada awalnya dirancang untuk menangani keamanan maritim, transportasi dan infrastruktur serta untuk memanfaatkan kemampuan khas dari empat kekuatan utama untuk peluang kemitraan yang lebih besar," tulis Samriddhi Roy, seorang peneliti di United Service Institution di India, dalam jurnal The Geopolitics baru-baru ini.
Perjanjian Abraham, yang dinamai dari nama Abraham, patriark Yudaisme, Kristen dan Islam, ditandatangani pada tahun 2020 oleh Israel dengan negara-negara seperti Maroko, UEA, Bahrain dan Sudan untuk menormalkan hubungan diplomatiknya dengan mereka.
I2U2 bukanlah aliansi militer atau keamanan tetapi aliansi ekonomi dari empat negara yang unik. Ini adalah platform Hindu (India), Yahudi (Israel), Muslim (UEA) dan Kristen (AS).
Bergabungnya India, negara terpadat kedua dan ekonomi terbesar kelima di dunia, di I2U2 adalah "pengubah permainan", kata seorang pakar Israel dalam urusan keamanan.
"India juga dapat membantu meningkatkan dan memperluas cakupan Kesepakatan Abraham dengan mendatangkan negara-negara baru. Ini akan menjadi pengubah permainan," ujar mantan penasihat keamanan nasional Israel Mayor Jenderal Yaakov Amidror kepada kantor berita PTI (Press Trust of India) belum lama ini.
Beberapa orang dengan cepat membandingkan I2U2 yang setara dengan pengelompokan Quad di Indo-Pasifik, yang target utamanya adalah menciptakan kawasan Indo-Pasifik yang bebas, terbuka dan sejahtera.Â
AS, Jepang, India dan Australia membentuk Quad pada tahun 2017 untuk melawan pengaruh China yang berkembang di kawasan Indo-Pasifik dan membangun tatanan maritim berbasis aturan di Laut China Timur dan Laut China Selatan.
Tahun lalu, Duta Besar UEA untuk India Ahmed Albanna menyebut kelompok baru tersebut sebagai "West Asian Quad".
Meskipun Quad bukanlah aliansi militer, tetapi mereka memiliki dimensi keamanan. Itulah sebabnya China menggambarkan Quad sebagai "NATO Asia".
Tujuan utama NATO, Pakta Pertahanan Atlantik Utara, adalah aliansi militer dari 30 negara -- 28 negara Eropa dan dua negara Amerika Utara -- untuk mempertahankan diri secara kolektif dari serangan pihak ketiga.
Karena merupakan aliansi ekonomi, sejauh ini, China tidak memprotes secara agresif terhadap 12U2 seperti yang dilakukan terhadap Quad dan AUKUS, aliansi militer antara Australia, Inggris dan Amerika Serikat. Baik Quad maupun AUKUS dibentuk untuk menahan China di kawasan Indo-Pasifik.
Masih beberapa orang mengatakan target I2U2 adalah China.
"AS prihatin dengan kehadiran China yang berkembang di Timur Tengah, terlebih lagi menandatangani perjanjian kemitraan strategis 23 tahun pada bulan Maret 2021 [dengan Iran] yang akan memberikan Beijing pijakan militer di kawasan itu. Salah satu cara untuk menghadapinya, tentu saja, dengan memperkuat aliansi strategis," ungkap Oshrit Birvadker, seorang peneliti di Institut Strategi dan Keamanan Yerusalem, kepada PTI.
Menurut Oshrit, I2U2 memiliki tujuan yang berbeda.
"I2U2 adalah salah satu dari banyak strategi yang dirancang untuk menunjukkan kembalinya kepemimpinan Amerika ke arena global dengan menghubungkan negara-negara dengan kepentingan bersama. Pemerintah AS melihat China sebagai saingan dan mencoba menangani aktivitasnya dengan berbagai cara," kata Oshrit, pakar India.
Citra internasional AS jatuh ke titik terendah selama periode Donald Trump dari tahun 2017 hingga 2021.
Bagaimana India dapat memperoleh manfaat dari bergabungnya dengan pengelompokan minilateral I2U2?
Modi menyebut dmarche 12U2 praktis, positif dan progresif yang akan menentukan kerja sama untuk generasi yang akan datang.
Langkah ini merupakan perubahan paradigma dalam "Kebijakan Melihat ke Barat" India. India mengadopsi Kebijakan Melihat ke Barat pada tahun 2005 untuk menangani negara-negara Asia Barat tetapi memperoleh momentum sejak 2014 di bawah pemerintahan Modi.Â
Saat ini India berfokus pada negara-negara Teluk Arab, Israel dan Iran.
"Blok ini merupakan langkah brilian untuk mendapatkan lebih banyak landasan dalam 'Kebijakan Melihat ke Barat' India dan diasporanya yang cukup besar di kawasan ini. Yang masih harus dianalisis adalah sifat I2U2 yang dapat ditentukan di tahun-tahun mendatang," jelas Roy.
India dapat memperoleh banyak manfaat melalui I2U2 di sektor transportasi di Samudra Hindia Barat, di mana bahaya kehadiran China terasa mengkhawatirkan. UEA telah menginvestasikan AS$2 miliar di berbagai area makanan di Gujarat dan Madhya Pradesh.Â
Semakin banyak investasi dari AS, UEA dan Israel mungkin datang ke India dan perdagangan akan berkembang di masa depan sebagai bagian dari kemitraan ekonomi di bawah I2U2.
"Era minilateral menawarkan banyak ruang untuk pengaruh strategis dan India sepenuhnya siap untuk memanfaatkan peluang-peluang tersebut," tutur Roy.
Meskipun merupakan kelompok minilateral, kita tidak boleh meremehkan kekuatan dan pengaruh I2U2.
Dengan populasi gabungan 1,77 miliar orang, I2U2 memiliki gabungan produk domestik bruto (PDB) sebesar $30,43 triliun atau hampir sepertiga dari PDB dunia.
Menurut laporan Global Fire Power 2022, AS berada di peringkat satu, sementara India di peringkat ke-4, Israel di posisi ke-18 dan UEA ke-36 dalam hal kekuatan militer. Kecuali UEA, semua anggota I2U2 lainnya adalah kekuatan nuklir.
Mengingat bahaya yang ditimbulkan oleh Rusia dan China bagi dunia, 12U2 harus memberikan contoh kerja sama ekonomi dan memperluas koalisinya di luar asosiasi ekonomi untuk mencakup landasan perdamaian dan keamanan internasional yang lebih luas.
Penulis adalah seorang jurnalis senior yang tinggal di Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H