Masih beberapa orang mengatakan target I2U2 adalah China.
"AS prihatin dengan kehadiran China yang berkembang di Timur Tengah, terlebih lagi menandatangani perjanjian kemitraan strategis 23 tahun pada bulan Maret 2021 [dengan Iran] yang akan memberikan Beijing pijakan militer di kawasan itu. Salah satu cara untuk menghadapinya, tentu saja, dengan memperkuat aliansi strategis," ungkap Oshrit Birvadker, seorang peneliti di Institut Strategi dan Keamanan Yerusalem, kepada PTI.
Menurut Oshrit, I2U2 memiliki tujuan yang berbeda.
"I2U2 adalah salah satu dari banyak strategi yang dirancang untuk menunjukkan kembalinya kepemimpinan Amerika ke arena global dengan menghubungkan negara-negara dengan kepentingan bersama. Pemerintah AS melihat China sebagai saingan dan mencoba menangani aktivitasnya dengan berbagai cara," kata Oshrit, pakar India.
Citra internasional AS jatuh ke titik terendah selama periode Donald Trump dari tahun 2017 hingga 2021.
Bagaimana India dapat memperoleh manfaat dari bergabungnya dengan pengelompokan minilateral I2U2?
Modi menyebut dmarche 12U2 praktis, positif dan progresif yang akan menentukan kerja sama untuk generasi yang akan datang.
Langkah ini merupakan perubahan paradigma dalam "Kebijakan Melihat ke Barat" India. India mengadopsi Kebijakan Melihat ke Barat pada tahun 2005 untuk menangani negara-negara Asia Barat tetapi memperoleh momentum sejak 2014 di bawah pemerintahan Modi.Â
Saat ini India berfokus pada negara-negara Teluk Arab, Israel dan Iran.
"Blok ini merupakan langkah brilian untuk mendapatkan lebih banyak landasan dalam 'Kebijakan Melihat ke Barat' India dan diasporanya yang cukup besar di kawasan ini. Yang masih harus dianalisis adalah sifat I2U2 yang dapat ditentukan di tahun-tahun mendatang," jelas Roy.
India dapat memperoleh banyak manfaat melalui I2U2 di sektor transportasi di Samudra Hindia Barat, di mana bahaya kehadiran China terasa mengkhawatirkan. UEA telah menginvestasikan AS$2 miliar di berbagai area makanan di Gujarat dan Madhya Pradesh.Â