Veeramalla Anjaiah
Siapa bilang seorang wanita Muslim tidak bisa bersinar dalam olahraga? Olahraga bukan lagi hanya ranah laki-laki. Hal ini dibuktikan oleh Jasia Akhtar, gadis desa dari Jammu and Kashmir (J&K), yang menjadi terkenal di dunia kriket.
Apa itu kriket?
Kriket adalah permainan pemukul-dan-bola internasional yang dimainkan antara dua tim yang terdiri dari 11 pemain masing-masing di lapangan di tengahnya adalah pitch berukuran 20 meter dengan wicket di setiap ujungnya, masing-masing terdiri dari dua bail yang diseimbangkan pada tiga stump.
Pemain kriket wanita bintang J&K, Jasia, bermain untuk Klub Olahraga Mohammedan di Liga Kriket Wanita Divisi Utama Dhaka lalu di Bangladesh, lapor situs web Greater Kashmir.
Jasia adalah pemukul wanita (batswoman) serta bowler tangan kanan. Ia adalah wanita Muslim Kashmir pertama yang terpilih untuk kamp kriket wanita nasional India pada tahun 2017.
Ia juga merupakan pemain kedua dari Kashmir yang menerima kehormatan tersebut. Pemain kriket pertamanya adalah Roopali Slathia dari J&K.
"Saya senang mengetahui bahwa setelah saya Jasia menjadi pemain kedua dari J&K yang mendapatkan panggilan kamp nasional. Ini bukan pencapaian kecil dan menjadi bagian dari kamp sebagai pemain dan pelatih, saya tahu apa artinya," kata pemain kriket wanita yang berbasis di Jammu yang menjadi Pelatih Roopali kepada Greater Kashmir.
"Ia memiliki bakat dan kemampuan untuk meraih prestasi besar dengan terpilih masuk tim nasional. Untuk mendapatkan nama di kamp India adalah langkah pertama dan saya yakin dia bisa masuk ke tim juga. Dia memiliki semua bakat dan kemampuan untuk melakukannya," tambahnya.
Jasia, 34, saat ini adalah kapten tim senior putri Rajasthan. Ia memulai karir kriketnya selama masa sekolahnya. Ia berhenti bermain kriket karena kurangnya fasilitas di daerahnya. Pada tahun 2013, pada usia 25, ia melanjutkan karirnya setelah pindah ke Punjab untuk bermain kriket.
"Dulu di desa saya tidak ada fasilitas kriket, jadi saya harus pindah ke negara bagian terdekat untuk mengejar kriket. Senang sekali bisa mewakili Amritsar di turnamen antar distrik dan kemudian Punjab di kompetisi antar negara bagian," ujar Jasia.
"Semua orang di Lembah memiliki kehidupan yang menantang. Tidak mungkin bagi warga Kashmir untuk memikirkan membangun masa depan dalam olahraga, terutama wanita. Kami bahkan tidak yakin apakah kami akan melihat cahaya di hari berikutnya. Allah memberi saya kesempatan untuk pindah ke Punjab dan mengejar impian saya."
Jasia lahir pada tanggal 27 Mei 1988 di desa Braripora di distrik Shopian, J&K. Ayahnya Gul Muhammad Wani adalah seorang petani kecil yang menanam apel dan kenari. Ia adalah anak pertama dari lima bersaudara.
Ia bermain di IPL Wanita (Liga Premier India). Ia juga pernah bermain untuk beberapa klub di Punjab.
Pencapaian terbesar Jasia adalah ketika menjadi kapten tim LIC Chandigarh dan mengalahkan tim Angkatan Udara Sri Lanka di final Liga Kriket T20 Queens XI di New Delhi pada tahun 2017.
Sebagai wanita Muslim Kashmir, Jasia bangga dengan prestasinya.
"Saya berjanji kepada ayah saya bahwa saya akan bekerja keras untuk kriket saya dan mengenakan warna tim India. Tuhan membawa saya lebih dekat dengan mimpi saya. Saya ingin memberikan contoh bagi orang lain dan menyampaikan kepada dunia bahwa orang Kashmir sangat berbakat tetapi kami tidak mendapatkan infrastruktur dan dorongan yang dibutuhkan," ungkap Jasia.
Di Liga Dhaka, total 11 tim akan ambil bagian. Liga dimulai pada tanggal 18 Mei. Jasia bermain di Bangladesh di masa lalu dan ini  menjadi tugas keduanya di Bangladesh.
Penulis adalah seorang jurnalis senior yang tinggal di Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H