Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

OKI Membicarakan Banyak Hal, tetapi Gagal Menyelamatkan Umat Muslim, termasuk Uyghur

29 Maret 2022   10:30 Diperbarui: 29 Maret 2022   11:02 4316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh Veeramalla Anjaiah

Salah satu teman saya baru-baru ini berkomentar tentang Sidang ke-48 Dewan Menteri Luar Negeri (CFM) Organisasi Kerjasama Islam (OKI), yang diadakan di Islamabad, Pakistan, dari tanggal 22 dan 23 Maret.

"OKI adalah organisasi yang aneh. Mereka mengatakan sesuatu dan melakukan hal yang berbeda. Sering kali mereka tidak melakukan apa-apa. Sebagian besar anggotanya sering tidak percaya dengan apa yang dikatakannya," ungkapnya.

Apakah itu benar?

Jika kita membuka situsnya, OKI mengklaim bahwa organisasi itu merupakan suara kolektif dunia Muslim.

"Mereka berusaha untuk menjaga dan melindungi kepentingan dunia Muslim dalam semangat mempromosikan perdamaian dan harmoni internasional di antara berbagai orang di dunia."

Sungguh merupakan pekerjaan mulia untuk menyatukan dunia Muslim, melindungi kepentingannya serta mempromosikan perdamaian dan harmoni internasional.

Namun seperti biasa, masalah utama OKI tetap menerjemahkan tujuan mulia ini menjadi tujuan yang dapat dicapai, dan yang lebih penting, mengatasi perpecahan internal.

Kemudian OKI mengklaim sebagai organisasi terbesar kedua setelah PBB di dunia. Ini salah. Orang yang menulis kalimat-kalimat ini di situs web lupa akan Gerakan Non-Blok (GNB), yang memiliki 120 anggota, jauh lebih besar dari 57 anggota OKI. PBB saat ini memiliki 193 anggota.

Para peserta Sidang Dewan Menteri Luar Negeri OKI berpose di Islamabad, Pakistan. | Sumber: Kemlu Kazakhstan  
Para peserta Sidang Dewan Menteri Luar Negeri OKI berpose di Islamabad, Pakistan. | Sumber: Kemlu Kazakhstan  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun