Pada bulan Desember 2021, mantan ketua Dewan Pendapatan Federal Pakistan Syed Mohammad Shabbar Zaidi mengatakan di Karachi bahwa untuk semua tujuan praktis Pakistan telah bangkrut secara finansial dan meminta Pakistan untuk menerima kenyataan dan "tidak hidup dalam ilusi apa pun".
Selama tiga bulan terakhir, Pakistan telah meminjam AS$5 miliar dari Arab Saudi, Dana Moneter Internasional dan sumber lain hanya untuk membayar kembali pinjamannya dan meningkatkan cadangan devisa (forex) yang semakin menipis.
Menurut Bank Negara Pakistan (SBP), pada tanggal 11 Februari 2022, Pakistan hanya memiliki $17.33 miliar dalam cadangan devisa.
Perdana Menteri Pakistan Imran sendiri mengakui bahwa pundi-pundi Pakistan kosong.
"Masalah terbesar kami adalah kami tidak memiliki cukup uang untuk menjalankan negara kami sehingga kami harus mencari pinjaman," ujar Imran.
Pakistan, sebuah negara di mana 96.5 persen penduduknya adalah Muslim, merupakan negara yang kaya akan sumber daya tetapi orang Pakistan sangat miskin. Mengapa?
Masalah ekonomi Pakistan sangat banyak, beberapa di antaranya sangat serius dan tidak dapat diatasi.
Dengan produk domestik bruto (PDB) per kapita sebesar $1,254.86, Pakistan adalah salah satu dari 12 negara termiskin di Asia, yang PDB per kapitanya di bawah $2,000.
Menurut data SBP sebagaimana disebutkan di surat kabar Dawn, defisit transaksi berjalan (CAD) Pakistan -- yang mengukur arus barang, jasa dan investasi masuk dan keluar negara itu -- melampaui angka $9 miliar selama Juli-Desember 2021, menyumbang 5.7 persen dari PDB.
Itu jauh di atas target pemerintah sebesar 4 persen dari PDB untuk CAD pada tahun keuangan berjalan 2021-2022 (Juli 2021 hingga Juni 2022). PDB nominal Pakistan saat ini adalah $261.72 miliar, jauh di bawah PDB Bangladesh sebesar $369.34 miliar. Pada tahun 1971, Bangladesh berpisah dari Pakistan dan muncul sebagai bintang baru di Asia Selatan.
Pakistan juga mengalami ketidakseimbangan fiskal, yaitu sekitar 8.2 persen dari PDB. Defisit kembar ini -- CAD dan fiskal -- adalah yang paling bermasalah karena pintu untuk pinjaman luar negeri sudah ditutup.