Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Orang Pakistan Paling Menderita di Dalam "Naya Pakistan" Imran

23 Februari 2022   10:12 Diperbarui: 23 Februari 2022   10:30 1174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri Keuangan dan Perpajakan Federal Pakistan Shaukat Tarin. | Sumber: www.khaleejtimes.com

Pada bulan Desember 2021, mantan ketua Dewan Pendapatan Federal Pakistan Syed Mohammad Shabbar Zaidi mengatakan di Karachi bahwa untuk semua tujuan praktis Pakistan telah bangkrut secara finansial dan meminta Pakistan untuk menerima kenyataan dan "tidak hidup dalam ilusi apa pun".

Selama tiga bulan terakhir, Pakistan telah meminjam AS$5 miliar dari Arab Saudi, Dana Moneter Internasional dan sumber lain hanya untuk membayar kembali pinjamannya dan meningkatkan cadangan devisa (forex) yang semakin menipis.

Menurut Bank Negara Pakistan (SBP), pada tanggal 11 Februari 2022, Pakistan hanya memiliki $17.33 miliar dalam cadangan devisa.

Perdana Menteri Pakistan Imran sendiri mengakui bahwa pundi-pundi Pakistan kosong.

"Masalah terbesar kami adalah kami tidak memiliki cukup uang untuk menjalankan negara kami sehingga kami harus mencari pinjaman," ujar Imran.

Pakistan, sebuah negara di mana 96.5 persen penduduknya adalah Muslim, merupakan negara yang kaya akan sumber daya tetapi orang Pakistan sangat miskin. Mengapa?

Masalah ekonomi Pakistan sangat banyak, beberapa di antaranya sangat serius dan tidak dapat diatasi.

Dengan produk domestik bruto (PDB) per kapita sebesar $1,254.86, Pakistan adalah salah satu dari 12 negara termiskin di Asia, yang PDB per kapitanya di bawah $2,000.

Menurut data SBP sebagaimana disebutkan di surat kabar Dawn, defisit transaksi berjalan (CAD) Pakistan -- yang mengukur arus barang, jasa dan investasi masuk dan keluar negara itu -- melampaui angka $9 miliar selama Juli-Desember 2021, menyumbang 5.7 persen dari PDB.

Itu jauh di atas target pemerintah sebesar 4 persen dari PDB untuk CAD pada tahun keuangan berjalan 2021-2022 (Juli 2021 hingga Juni 2022). PDB nominal Pakistan saat ini adalah $261.72 miliar, jauh di bawah PDB Bangladesh sebesar $369.34 miliar. Pada tahun 1971, Bangladesh berpisah dari Pakistan dan muncul sebagai bintang baru di Asia Selatan.

Pakistan juga mengalami ketidakseimbangan fiskal, yaitu sekitar 8.2 persen dari PDB. Defisit kembar ini -- CAD dan fiskal -- adalah yang paling bermasalah karena pintu untuk pinjaman luar negeri sudah ditutup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun