Klaim militer dan pemberontak sulit dipercaya. Pemberontak mengatakan mereka kehilangan 16 orang tetapi militer mengatakan mereka menewaskan 20 orang. Keduanya memiliki sejarah terkenal dalam menggelembungkan korban saingan.
Pemberontak mengklaim bahwa fedayeen mereka mampu membunuh antara 100 hingga hampir 200 tentara (beberapa laporan mengatakan bahwa mereka membunuh 195 tentara, beberapa mengatakan 185 tentara dan beberapa lainnya mengatakan lebih dari 100), termasuk komando, pasukan khusus dan perwira, Pakistan dalam serangan kembar itu. BLA menerbitkan foto-foto 16 pejuang yang menjadi martir di media yang bersimpati pada perjuangan mereka.
BLA, salah satu kelompok separatis tertua di Balochistan, menyebut serangan tersebut sebagai bagian dari "Operasi Ganjal". Ini merupakan serangan yang direncanakan dengan baik dan mencapai tujuannya. Serangan tersebut menimbulkan kerugian besar pada musuhnya. Sungguh memalukan bagi Perdana Menteri Pakistan Imran Khan, yang berada di China ketika berita tersebut tersiar.
Pemerintah memblokir semua berita tentang serangan tersebut. Namun BLA berhasil menyelundupkan video di mana pemberontak menembak jatuh sebuah drone militer.
"Bahkan aparat keamanan terkejut dengan lonjakan kekerasan," Shahzada Zulfiqar, seorang jurnalis veteran di Quetta, Balochistan, mengatakan kepada Radio Mashaal RFE/RL.
BLA menyebut pernyataan ISPR sebagai sebuah kebohongan besar.
"Kami menganggapnya sebagai kumpulan kebohongan. Militer Pakistan menyembunyikan mayatnya karena tekanan internal dan rasa malu yang dideritanya di platform internasional," ujar BLA dalam siaran pers yang dikirim ke www.newsintervention.com.
Kita tidak tahu persis berapa banyak tentara yang tewas dalam dua serangan ini tetapi terbukti dari kunjungan Perdana Menteri bahwa Pakistan mengalami kerugian besar di Balochistan.
Dalam upaya untuk meningkatkan moral tentara, Imran mengunjungi Balochistan awal pekan ini dan mengumumkan kenaikan gaji 15 persen untuk Korps Perbatasan dan Rangers, yang merupakan bagian dari militer.
"Saya berada di Nushki hari ini untuk menyampaikan pesan kepada jawan [prajurit] bahwa seluruh bangsa berdiri bersama mereka," kata surat kabar Dawn mengutip Imran.
"Negara sekarang yakin bahwa terorisme tidak dapat berkembang di Pakistan. Saya ingin memberitahu kalian [angkatan bersenjata] atas nama seluruh bangsa [...] kami yakin bahwa tidak ada [tindakan] terorisme yang dapat membahayakan negara."