Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Semakin Banyak Negara Bergabung dalam Boikot Diplomatik Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022

31 Desember 2021   07:44 Diperbarui: 3 Januari 2022   16:20 1698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tahun 2008, Olimpiade Musim Panas Beijing, Presiden AS saat itu George Bush menghadiri Olimpiade di Beijing.

Pada tahun 2014, presiden AS Barack Obama dan wakil presiden Joe Biden memutuskan untuk melewatkan Olimpiade Musim Dingin Sochi di Rusia. Prancis dan Jerman tidak mengirimkan pemimpin mereka ke Sochi. Namun, itu bukan merupakan boikot diplomatik penuh. 

Para atlet adalah korban terbesar dari boikot ini. Biasanya, seorang atlet membutuhkan persiapan enam sampai delapan tahun untuk Olimpiade. Akan menjadi malapetaka jika ia dicegah untuk berkompetisi di Olimpiade karena alasan politik. 

"Itu selalu menjadi salah satu masalah terbesar dalam boikot pada tahun 1980 dan 1984, yang dirasakan oleh banyak orang, dan terutama dengan melihat ke belakang, bahwa para atlet lah yang menderita," ungkap Toby Rider, seorang profesor sejarah olahraga di California State University, kepada majalah Time baru-baru ini.

Pada bulan Oktober, Kongres Uighur Dunia mendesak pemerintah untuk menarik diri dari Olimpiade, dengan mengatakan para peserta akan terlibat dengan genosida di China.

Ada liputan luas di media internasional tentang boikot diplomatik.

"Sementara koalisi kelompok hak asasi Tibet, Uyghur, Mongolia Selatan, Hong Kong dan Taiwan yang membentuk kampanye #NoBeijing2022 menyambut baik boikot diplomatik, banyak juru kampanye merasa mereka tidak melangkah cukup jauh dan bahwa para atlet itu sendiri, sponsor perusahaan dan penyiar-penyiar besar juga perlu bertindak jika tekanan benar-benar harus diberikan kepada China," lapor BBC baru-baru ini.

China menjadi marah dan mengancam bahwa negara-negara yang memboikot akan "membayar harga atas tindakan mereka yang salah".

Menurut pengamat, jika ketegangan ini tidak kunjung surut, China dapat mempertimbangkan langkah serupa --- atau tindakan hukuman lainnya --- untuk Olimpiade Musim Panas 2028 di Los Angeles.

Di antara sekutu AS seperti Prancis, Italia dan Korea Selatan tidak bergabung dengan boikot diplomatik dari permainan tersebut. Prancis akan menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas 2024 di Paris sementara Italia akan menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2026. Korea Selatan bergantung pada China untuk rekonsiliasi dengan Korea Utara.

Beberapa negara mencari cara yang aman untuk tidak mengirim pemimpin atau pejabat senior mereka ke Beijing karena pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung, yang berasal dari Wuhan, China, pada bulan Desember 2019. Mereka tidak akan mengumumkan secara resmi bahwa mereka akan bergabung dengan diplomatik boikot Olimpiade.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun