Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Ekonomi Indonesia akan Bangkit Kembali di Tahun 2022

28 Desember 2021   07:35 Diperbarui: 28 Desember 2021   07:37 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh Veeramalla Anjaiah

Indonesia yang memiliki ekonomi terbesar di Asia Tenggara, kembali bangkit setelah empat kuartal berturut-turut mengalami pertumbuhan ekonomi negatif selama periode 2020-2021. Pada tahun 2020, ekonomi Indonesia menurun minus 2.07 persen terutama akibat pandemi COVID-19. 

Itu adalah resesi pertama sejak 1998, ketika ekonomi Indonesia turun minus 13.12 persen akibat krisis moneter Asia.

Lintasan pertumbuhan Indonesia saat ini dimulai pada kuartal kedua tahun 2021, ketika produk domestik bruto (PDB) Indonesia mencatat rekor pertumbuhan sebesar 7.07 persen. Pada kuartal ketiga, ekonomi Indonesia terus tumbuh sebesar 3.51 persen.

Banyak lembaga keuangan nasional maupun internasional yang memperkirakan ekonomi Indonesia akan terus tumbuh di tahun 2022.

Bagaimana kinerja perekonomian Indonesia di tahun 2022? Apa yang akan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia? Apa yang akan menjadi arah perekonomian Indonesia? Apa saja tantangan dan peluang di tahun 2022?

Dalam upaya mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut, wadah pemikir ternama Indonesia, Center for Southeast Asian Studies (CSEAS) menyelenggarakan webinar bertajuk "Indonesia Economic Outlook 2022 Proyeksi Arah Perekonomian Indonesia 2022: Tantangan dan Peluang " pada hari Kamis (23/12) yang turut menampilkan ekonom-ekonom terkemuka.       

Anda dapat mengklik tautan YouTube ini https://www.youtube.com/watch?v=YdJUP1kSHEA untuk menonton video webinar selengkapnya. 

Pidato utama Suharso Monoarfa, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, disampaikan oleh ekonom terkemuka Dr. Anggito Abimanyu.

Dalam sambutannya, Suharso mengatakan bahwa tahun 2022 akan menjadi tahun kunci bagi pemulihan ekonomi dan reformasi struktural Indonesia.

Menurut Suharso, pertumbuhan ekspor, program vaksinasi besar-besaran, lonjakan investasi dan konsumsi domestik akan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022. 

Bulan lalu, Bank Indonesia (BI) juga memperkirakan Indonesia akan tumbuh antara 4.7 hingga 5.5 persen di tahun 2022 karena perlambatan pandemi COVID-19, melambungnya permintaan domestik dan perbaikan ekonomi global.  

BI memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh 4 persen pada tahun 2021, naik dari 3.2 persen.

Bank Indonesia (BI) menyatakan perekonomian Indonesia akan pulih dari pandemi COVID-19 pada tahun 2022.

"Sinergi kebijakan dan kinerja ekonomi yang kuat pada tahun 2021 akan menjadi modal kita untuk lebih melambung dan optimis akan pemulihan ekonomi Indonesia yang lebih baik di tahun 2022," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam pidato tahunannya di bulan November.

Jika perbatasan internasional terbuka, Indonesia memiliki potensi besar untuk menarik jutaan turis asing dan menghasilkan miliaran dolar.

Ekonom ternama dan Komisaris Utama PT Telkom Prof. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro menyampaikan dalam webinar tersebut bahwa ekonomi digital dan ekonomi hijau harus menjadi prioritas utama Indonesia selama masa pasca pandemi.

Bambang yang juga merupakan mantan Menteri Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional, menyatakan bahwa tingginya harga komoditas Indonesia saat ini seperti batu bara, kelapa sawit, nikel,dan energi membantu pemulihan ekonomi Indonesia.

Menurut Kementerian Perdagangan, ekspor Indonesia melonjak menjadi AS$186.31 miliar selama 10 bulan pertama tahun 2021 dan mungkin akan melampaui angka $200 miliar tahun ini.

Senada dengan itu, IGP Wira Kusuma, Direktur Bank Indonesia, mengatakan bahwa Indonesia sangat membutuhkan digitalisasi dan ekonomi yang inklusif dan hijau. Ini akan menjadi sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan selama periode pasca pandemi. 

Pembicara lain Prof. Prijono Tjiptoherijanto, anggota senior di CSEAS, menyoroti kebangkitan usaha kecil menengah (UKM) yang dapat membantu pemulihan ekonomi Indonesia pada tahun 2022. Namun pemerintah harus mampu mengendalikan pandemi COVID-19 melalui program vaksinasi.

Menurut Dr. Siwage Dharma Negara, peneliti senior di ISEAS Singapura, pemerintah harus fokus pada pendidikan, kesehatan dan perlindungan sosial di tahun 2022.

Sementara itu, Dr. Mohammad Zulfan Tadjoeddin, peneliti senior di Western Sydney University di Australia, menyayangkan kondisi rasio pajak terhadap PDB yang masih rendah di Indonesia, yaitu sekitar 10 persen sekarang.

Ia menyarankan pemerintah harus meningkatkan rasio pajak terhadap PDB menjadi 15 persen.

Webinar yang dimoderatori oleh Dr. Arisman, direktur eksekutif CSEAS, tepat sekali untuk melihat tanda-tanda pemulihan ekonomi di tahun 2022.

Bank Pembangunan Asia (ADB) memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh sebesar 3.5 persen di 2021 dan 4.8 persen pada tahun 2022. Meskipun tingkat inflasi tinggi di banyak negara, ADB memperkirakan 1.7 persen inflasi pada tahun 2021 dan 2.7 persen inflasi di Indonesia di tahun 2022.

Pada tanggal 16 Desember, Bank Dunia mengumumkan bahwa ekonomi Indonesia akan tumbuh sebesar 3.7 persen pada tahun 2021 dan 5.2 persen pada tahun 2022.

Namun Dana Moneter Internasional (IMF) pada tanggal 13 Oktober menurunkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 3.9 persen menjadi 3.2 persen untuk tahun 2021.

"Penyebaran varian delta menjadi penyebab utama penurunan peringkat," demikian laporan IMF bertajuk "World Economic Outlook".

IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi global sebesar 5.9 persen untuk tahun 2021 dan 4.9 persen untuk tahun 2022.

Di tengah pandemi COVID-19, Indonesia tetap menjadi daya tarik bagi investor asing. Pada tahun 2020, realisasi investasi asing langsung (FDI) di Indonesia adalah sebesar $29.44 miliar sedangkan selama sembilan bulan pada tahun 2021, FDI telah mencapai sekitar $24 miliar.

Indonesia telah melakukan pekerjaan yang baik dalam pemberian vaksin COVID-19. Per 27 Desember, Indonesia telah memberikan dosis pertama kepada 157 juta orang dan vaksinasi penuh kepada 110 juta orang. Indonesia telah menetapkan target pemberian vaksin kepada 208 juta orang.

Pemulihan ekonomi di Indonesia sedang berjalan lancar dan akan mencapai tingkat sebelum krisis. Diharapkan, Indonesia akan mencapai target pemberian vaksin COVID-19 kepada 208 juta orang di akhir tahun 2022.

Penulis adalah seorang jurnalis senior yang berbasis di Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun