Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Perusahaan-perusahaan China Mengeksploitasi Pekerja Perkebunan Pisang yang Miskin di Laos

15 Desember 2021   09:43 Diperbarui: 17 Desember 2021   17:41 789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang buruh di sebuah kebun pisang menunjukkan tanda-tanda penyakit kulit dari pestisida yang berbahaya di Laos. | Sumber: Citizen journalist/RFA

Oleh Veeramalla Anjaiah

 

Ratusan pekerja di Laos baru-baru ini berhenti dari pekerjaan mereka di perkebunan pisang di masa sulit pandemi COVID-19.

Pada tanggal 13 Desember, Laos melaporkan 90,465 kasus COVID-19 dan 250 kematian. Perbatasan internasional telah ditutup dan dampak pandemic paling buruk terhadap ekonomi Laos. 

Mengapa orang-orang meninggalkan pekerjaan mereka? Apakah mereka mendapatkan pekerjaan lain yang lebih menguntungkan?

Media internasional, termasuk Radio Free Asia (RFA), telah mengungkapkan alasan mengejutkan atas tindakan mereka. 

Peta Laos | Sumber: Britannica 
Peta Laos | Sumber: Britannica 

Laos, anggota dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), adalah negara terkurung daratan (landlocked) yang berbatasan dengan Myanmar, China, Vietnam, Kamboja dan Thailand.

Hampir 65 persen dari 7.42 juta orang di Laos tinggal di daerah pedesaan dan sebagian besar dari mereka sangat miskin. Pertanian adalah kelangsungan hidup bagi sebagian besar Laos.

Menurut laporan terbaru dari Asian Development Bank (ADB), sektor pertanian mempekerjakan 60 persen dari angkatan kerja Laos.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun