Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

India, Bangladesh Rayakan 50 Tahun Persahabatan di Jakarta dengan Penuh Suka-Cita

8 Desember 2021   12:55 Diperbarui: 9 Desember 2021   06:57 2281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dubes India dan Bangladesh serta para istrinya bersama Hasyim Djalal menyalakan lampu di acara Maitree Diwas. | Sumber: Kedutaan Besar India

Oleh Veeramalla Anjaiah

Pada hari Senin (6 Desember), ada acara menarik dan penuh warna untuk merayakan peringatan 50 tahun persahabatan antara India dan Bangladesh di Hotel Le Meridien Jakarta. 

Tamu Indonesia terkejut melihat betapa dekat kedua negara ini dan merasa bahwa hubungan mereka jauh lebih dalam daripada kemitraan strategis lainnya di dunia. 

"Ini adalah hari yang penting. Saya sangat senang menyambut Anda semua dalam perayaan Maitree Diwas [Hari Persahabatan] yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Republik India dan Kedutaan Besar Republik Rakyat Bangladesh ini," kata Duta Besar India untuk Indonesia Manoj Kumar Bharti pada resepsi di Jakarta pada hari Senin.

Pada tanggal 6 Desember 1971, India mengakui Bangladesh dan menjalin hubungan diplomatik dengan Bangladesh yang baru terbentuk. 

Duta Besar Bangladesh untuk Indonesia Wakil Marsekal Udara (purn) Mohammad Mostafizur Rahman memuji hubungan yang berkembang pesat antara kedua negara. 

"Selama beberapa tahun terakhir, Bangladesh dan India telah cetak babak emas dalam hubungan bilateral mereka," ujar Dubes Mostafizur dalam pidatonya.  

Sebagian besar tamu, khususnya masyarakat Indonesia, tidak menyadari satu hal yang luar biasa ketika lagu kebangsaan Indonesia, India dan Bangladesh dimainkan pada pembukaan perayaan.

Lagu Kebangsaan India Jana Gana Mana dan Lagu Kebangsaan Bangladesh Amar Sonar Bangla ditulis oleh satu orang, sebuah fenomena langka di dunia.

Orang itu tak lain adalah Rabindranath Tagore, peraih Nobel Sastra 1913. Tagore adalah seorang Bengali, kelompok etnis terbesar ketiga di dunia. Orang Bengali tinggal di negara bagian Bangladesh, Bengal Barat, Assam dan Tripura di India. 

Tagore mengunjungi Indonesia pada tahun 1927 dan sangat terkesan dengan keindahan Jawa, Bali dan budaya Indonesia. Ia pun menulis beberapa puisi indah tentang Indonesia, termasuk puisi terkenal Sagarika.

Tagore menulis Amar Sonar Bangla pada tahun 1905 sementara Jana Gana Mana pada tahun 1911.

Wilayah Benggala adalah bagian dari India Britania. India dibagi menjadi dua negara - India dan Pakistan - pada tahun 1947 berdasarkan agama.

Dengan cara yang tidak rasional, Benggala Timur yang mayoritas Muslim digabungkan ke Pakistan. Jarak antara Pakistan Barat (sekarang Pakistan) dan Pakistan Timur (sekarang Bangladesh) adalah 2,204 kilometer. India terletak di antara dua bagian Pakistan ini.

Para pemimpin di Pakistan Barat, yang memiliki lebih sedikit orang daripada Pakistan Timur, menyangkal semua hak dan kekuasaan bagi Muslim Bengali, yang merupakan mayoritas. Mereka telah menunjukkan diskriminasi dalam segala aspek terhadap orang Bengali.  

Rezim militer brutal Pakistan melakukan genosida terhadap sesama Muslim di Pakistan Timur. Tentara Pakistan membunuh 3 juta orang dan memperkosa ratusan ribu wanita layaknya orang barbar. Lebih dari 10 juta orang menjadi pengungsi dan mengungsi ke negara tetangga India.

Orang Bengali di Pakistan Timur, di bawah kepemimpinan tinggi Bangabandhu Sheikh Mujibur Rahman, memberontak melawan pemerintahan militer Pakistan yang brutal. India membantu orang Bengali dengan dukungan penuh dan bergabung dalam perang pembebasan pada tahun 1971. 

Pada tanggal 16 Desember 1971, akhirnya pasukan Pakistan di Pakistan Timur menyerah dan lahirlah negara baru dengan nama Bangladesh.

"Sekitar 1,650 tentara India mengorbankan hidup mereka dalam perang pembebasan," ungkap Duta Besar Bharti.

Mostafizur mengakui dukungan dan kerja sama yang tak tergoyahkan yang diberikan oleh India selama perang pembebasan Bangladesh pada tahun 1971.

Di bawah kepemimpinan dinamis Perdana Menteri India Narendra Modi dan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina, kedua negara telah mengubah hubungan mereka menjadi panutan.

"Hubungan India-Bangladesh saat ini lebih dalam dari kemitraan strategis lainnya. Ini adalah panutan bagi hubungan antara dua negara tetangga. Semangat persahabatan, pengertian dan saling menghormati yang ditimbulkan selama pembebasan Bangladesh terus meresapi berbagai aspek hubungan ini," jelas Sekretaris Kementerian Luar Negeri (Foreign Secretary) India Harsh Vardhan Shringla baru-baru ini .

Menurut Bharti, investasi India di Bangladesh mencapai AS$10 miliar. India berinvestasi dalam berbagai proyek di bidang infrastruktur, energi dan konektivitas.

Bangladesh adalah mitra dagang terbesar India di Asia Selatan sementara India adalah mitra dagang terbesar kedua Bangladesh. Perdagangan bilateral mencapai $9.43 miliar pada tahun 2019, jauh lebih rendah dari $10.15 miliar di tahun 2018. 

Mostafizur menekankan pentingnya hubungan dekat selama pandemi COVID-19.

"Di masa pandemi, kedua negara sebagai isyarat baik dan simbol kerja sama saling membantu dengan mengirimkan obat-obatan, vaksin dan alat pelindung diri untuk COVID-19," kata Mostafizur.

Bahkan, keputusan untuk merayakan Maitree Diwas pada tanggal 6 Desember diambil oleh Modi dan Hasina pada bulan Maret 2021 saat Modi berkunjung ke Bangladesh. Menariknya, kedua pemimpin memutuskan untuk merayakan Maitree Diwas di 18 negara sahabat di seluruh dunia selain di India dan Bangladesh. Indonesia adalah teman dekat India dan Bangladesh.

Diplomat kawakan Indonesia Prof. Hasyim Djalal menjadi tamu kehormatan yang menyoroti pentingnya persahabatan dan kerja sama antara Indonesia, India dan Bangladesh di kawasan Samudra Hindia.

Sebuah film dokumenter khusus yang disiapkan oleh Bangladesh diputar yang menggambarkan perjuangan Bangladesh dan bantuan India dalam melawan kekuatan penindas. Film ini menyoroti kontribusi Bapak Bangsa Bangladesh, Bangabandhu Sheikh Mujibur Rahman, dalam pembangunan bangsa.

Pertunjukkan tari tradisional di acara Maitree Diwas di Jakarta pada hari Senin (6/12). | Sumber: Kedutaan Besar India
Pertunjukkan tari tradisional di acara Maitree Diwas di Jakarta pada hari Senin (6/12). | Sumber: Kedutaan Besar India

"Diselenggarakannya Maitree Diwas adalah cerminan dari persahabatan yang mendalam dan abadi antara rakyat India dan Bangladesh yang telah ditempa dalam darah dan pengorbanan bersama," papar kedutaan India dalam siaran pers.

Ada pertunjukan budaya yang spektakuler, yang menggambarkan warisan budaya India dan Bangladesh.

Penulis adalah seorang jurnalis senior yang tinggal di Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun