India dan Pakistan memiliki persaingan sejak tahun 1947 atas Jammu dan Kashmir. Pakistan ingin menduduki seluruh wilayah Jammu dan Kashmir karena mayoritas penduduknya adalah Muslim. Tetapi penguasanya pada tahun 1947 secara hukum mengaksesikannya ke India.
Pakistan terlibat perang dengan India pada tahun 1947, 1965, 1971 dan 1999. Setelah mengalami kekalahan dalam setiap perang, Pakistan meluncurkan perang proksi pada tahun 1989 dengan menggunakan aktor non-negara seperti LeT.
Mereka ingin mengacaukan India dengan segala cara.
Selain itu, Mumbai adalah ibu kota keuangan, komersial dan hiburan India.
Serangan Mumbai adalah bagian dari strategi Pakistan untuk "melukai India dengan seribu luka". Serangan-serangan ini akan menghancurkan citra India sebagai negara yang aman di dunia.
Ini bukan pertama kalinya Mumbai menghadapi serangan teror seperti itu, yang disponsori oleh ISI Pakistan dan berbagai kelompok teror. LeT sendiri terlibat langsung dalam ledakan kereta api Mumbai Juli 2006 yang menewaskan 209 orang.
Pada tahun 2007-2008, mayoritas kader muda LeT muak dengan kepemimpinannya yang terlalu loyal kepada ISI. Mereka ingin berpisah dari LeT dan memulai kelompok teror baru. LeT dan ISI ingin menginspirasi kader-kader ini dengan meluncurkan serangan Mumbai.
Karena alasan tersebut, baik ISI dan LeT memilih Mumbai sebagai target utama mereka.
Bukti lengkap dan tidak adanya tindakan
Serangan Mumbai disiarkan langsung dari tanggal 26-29 November 2008. Bukti yang jelas ditemukan dan percakapan antara teroris serta penangannya disadap dan direkam. Tiga orang -- Kasab, Pakistan-Amerika David Coleman Headley, teroris India Zabiuddin Ansari, yang mengambil bagian dalam plot mengungkapkan semua rahasia dan mengakui kejahatan mereka.
Awalnya, rencana serangan bunuh diri rahasia dirancang untuk menghapus identitas/kebangsaan teroris dan tidak membawa nama Pakistan.
Tapi semuanya terungkap sepenuhnya tentang siapa dalangnya, dugaan peran ISI, tempat pelatihan dan dukungan keuangan kepada pelaku setelah penangkapan Kasab.