Pernyataan mereka mengatakan "penundaan yang berkelanjutan dalam persidangannya, termasuk dengan menggabungkan berbagai kasus dan membuat yang baru setelah pembebasan sebelumnya, membayangi penghormatan terhadap demokrasi [dan] supremasi hukum".
Setelah kecaman besar di media, Erdogan telah menarik kembali keputusannya atas pengusiran duta besar.
Di bawah kepemimpinan Erdogan, Turki telah terlibat dalam berbagai konflik di Irak, Suriah dan Libya. Mereka menantang kepemimpinan tradisional Arab Saudi di dunia Muslim.
Erdogan telah memulai pertengkaran dengan negara-negara AS dan Uni Eropa dengan mengembangkan hubungan dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, yang bertentangan dengan tujuan NATO.
Ambisi keagamaan Erdogan yang berlebihan, postur kebijakan luar negeri yang agresif dan tindakan anti-demokrasi menodai citra Turki di dunia.Â
Penulis adalah seorang jurnalis senior yang tinggal di Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H