Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Trisha dari Indonesia Memenangkan Kontes Video Pemuda ASEAN

9 Oktober 2021   11:42 Diperbarui: 9 Oktober 2021   17:47 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para peserta, juri dan tamu undangan di final kontes video pemuda ASEAN di Jakarta. | Sumber: CSEAS Indonesia

Oleh Veeramalla Anjaiah

Trisha Dantiani dari Indonesia, seorang mahasiswa komunikasi di Universitas Indonesia, telah memenangkan kontes video pemuda ASEAN tentang pengurangan polusi plastik pada hari Jumat di Jakarta.

Tayzar Min Aung dari Myanmar dan Le Thu Thuy dari Vietnam juga menang dalam kontes tersebut.

Ketiga pemenang akan menerima hadiah uang tunai masing-masing sebesar AS$750.

Trisha yang fasih berbahasa Inggris ini menekankan pentingnya peran Extended Producer Responsibility (EPR) dalam memerangi polusi plastik.

Ada 150 kontestan dari enam negara ASEAN dalam kontes video tersebut. Merupakan suatu rekor, 113 pemuda Indonesia ikut ambil bagian dalam acara tersebut.

Setiap tahun, hampir 8 juta ton plastik berakhir di lautan kita. Pencemaran plastik laut ini mengancam spesies laut, kesehatan laut, keamanan dan kualitas pangan, kesehatan manusia, pariwisata pesisir dan berkontribusi terhadap perubahan iklim.

Ini juga memiliki dampak yang parah pada perekonomian kita.

"Kerugian ekonomi akibat pencemaran plastik laut diperkirakan mencapai $14 miliar per tahun karena perikanan yang rusak dan berkurangnya pariwisata," kata Pusat Studi Asia Tenggara (CSEAS) di Jakarta dalam siaran pers.

Polusi plastik laut adalah masalah global.

"Pencemaran plastik laut merupakan masalah global dan merupakan masalah lintas batas yang membutuhkan tindakan kolaboratif," kata Vong Sok, Kepala Divisi Lingkungan Sekretariat ASEAN, dalam sambutan pengukuhannya di final kontes video pemuda ASEAN di Jakarta, Jumat (8 Oktober). 

Kontes ini diselenggarakan bersama oleh CSEAS dan Institut Penelitian Air Norwegia (NIVA) untuk meningkatkan kesadaran tentang polusi plastik laut di kalangan pemuda ASEAN dan mendidik mereka tentang cara menggunakan platform digital untuk mengekspresikan ide-ide kreatif dan inovatif mereka tentang pengurangan polusi plastik.

Mengusung tema "Reducing Plastic Pollution toward Sustainable Lifestyle", kontes ini juga bertujuan untuk mendukung ASEAN Regional Action Plan untuk memerangi sampah laut di negara-negara anggota ASEAN.

"Sekretariat ASEAN sangat senang dengan acara ini karena kontribusi dari ASEAN Regional Action Plan on Combating Marine Debris dan peran pemuda sangat dibutuhkan untuk mencari solusinya," kata Vong.

 

Mengapa ASEAN?

Menurut Trisha Dantiani, kontestan dari Universitas Indonesia, China, Indonesia, Thailand, Vietnam dan Filipina merupakan penyumbang tunggal 57 persen sampah plastik di lautan di seluruh dunia. Empat negara dari lima pencemar terbesar di dunia berasal dari Asia Tenggara.

Indonesia merupakan produsen sampah plastik laut terbesar kedua di dunia setelah China. Ini adalah situasi yang mengkhawatirkan.

Dalam upaya membantu negara-negara anggota ASEAN memerangi polusi plastik, Norwegia, sebuah negara Nordik kecil tetapi sangat berpengaruh dalam memerangi polusi plastik laut, bekerja sama sepenuhnya dengan ASEAN untuk mencapai tujuan perubahan iklim ASEAN.

Valentin Musungwa, sekretaris kedua di Kedutaan Besar Kerajaan Norwegia di Jakarta. | Sumber: CSEAS Indonesia
Valentin Musungwa, sekretaris kedua di Kedutaan Besar Kerajaan Norwegia di Jakarta. | Sumber: CSEAS Indonesia

"Keberlanjutan laut dan kesehatan laut adalah salah satu prioritas kebijakan utama Norwegia dan juga komponen kunci dalam kerja sama kami dengan ASEAN," Valentin Musungwa, sekretaris kedua di Kedutaan Besar Kerajaan Norwegia di Jakarta, mengatakan pada acara tersebut.

Norwegia sangat ambisius untuk menjadi netral iklim pada tahun 2030 dan "masyarakat rendah karbon" pada tahun 2050.

Bahkan, kontes ini diselenggarakan sebagai bagian dari Proyek Kerjasama ASEAN-Norwegia tentang Peningkatan Kapasitas Lokal untuk Mengurangi Polusi Plastik di Kawasan ASEAN (ASEANO). 

"Salah satu komponen dari ASEANO Project adalah pendidikan. Kesadaran generasi muda penting untuk mengurangi polusi plastik di ASEAN," ujar Musungwa.

Pemuda dapat memainkan peran kunci dalam memerangi polusi plastik laut di masa depan.

"Massa anak muda yang terinformasi, terlibat dan berkomitmen dapat membantu [...] untuk memerangi polusi plastik sehubungan dengan negara-negara ASEAN dan juga kawasan," jelas Musungwa.

Kontes video ini bertujuan untuk melibatkan kaum muda dalam kampanye memerangi polusi plastik.

"Kompetisi ini merupakan bagian dari upaya mendorong kaum muda untuk berpartisipasi dalam wacana global tentang polusi plastik melalui ide-ide kreatif mereka dan mengkampanyekan dampak negatif dari polusi plastik. Mereka bisa memberikan ide-ide solusi alternatif," papar Arisman, Direktur Eksekutif CSEAS sekaligus salah satu juri di kontes tersebut.

Terlepas dari pandemi COVID-19, 150 anak muda dari Indonesia, Filipina, Malaysia, Myanmar, Vietnam dan Thailand mengirimkan entri mereka. Setiap peserta wajib membuat video kreatif berdurasi 3 menit yang sesuai dengan tema.

Dewan juri yang terdiri dari pakar dari Facebook, Google, BBC, CNN, ASEAN Foundation dan NIVA memilih 10 finalis. Panel juri memilih Tayzar dari Universitas Ekonomi Yangon, Le Thu dari Akademi Jurnalisme dan Komunikasi Vietnam dan Trisha sebagai pemenang.

 Tidak ada kekurangan bakat di antara para peserta, yang datang dengan beberapa ide kreatif untuk menyampaikan pesan untuk mengurangi polusi plastik.

"Sudah waktunya untuk berhenti. Kita membutuhkan pendidikan karakter bagi generasi muda untuk memerangi polusi plastik menuju gaya hidup yang berkelanjutan," kata Diandra Syifa Aulia dari Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia, dalam videonya.

Apakah plastik hal yang luar biasa?

"Plastik itu bagus karena tahan lama. Dan mengerikan karena bisa tahan lama," kata Tayzar, yang memenangkan hadiah pertama dalam kontes.

Banyak kontestan menyampaikan bahwa melakukan hal-hal sederhana seperti menghindari penggunaan plastik secara individu dapat membawa perubahan besar di dunia. Siapa tahu suatu saat kita akan terbebas dari sampah plastik laut. 

 

Penulis adalah seorang jurnalis senior yang tinggal di Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun